Sabtu, 21 September 2013

PUISI II

~WAHAI LELAKI~

Bilamana aku tak mudah mencairkan kesedihanmu yang beku
Maka mudahkanlah aku tuk meluluhkan hatimu yang terbelenggu

Ini bukan gombalan
Karna aku pun bukan sedang merayumu
Hatiku mantap menginginkan senyuman itu
Yang tumbuh dari dasar lidahmu yang kaku

Dariku wahai lelaki
Tak ada cinta
Namun ada rasa
Tak ada sayang
Namun ada rindu.

Apakah kau juga begitu?
Ah.. Aku bermimpi.


Bogor/10/09/2013
============================================================
~KECEMASAN~
Ada kecemasan ketika kutatap lirikan matamu

Entah mengapa aku pun begitu bimbang

Apakah kau juga seperti itu?

Aku ingin berlari dari kenyataan

Tetapi takdir sepertinya memborgol nasibku

Membuat kita jauh layaknya minyak tak bisa menyatu dengan air

Mungkin kah kau disana memikirkanku?

Atau sekedar bertanya kepada mereka akan diriku?

Entahlah..

Aku mulai mencemaskanmu.


Bogor/06/09/2013
==============================================================
~MENARUH RASA~

Tentangmu yang penuh cerita
Berdua kita mulai beradu pandang
Meski sedikit tak tertebak, tetapi hatiku mampu merasa
Dan apakah kau menaruh rasa yang sama?

Hening dan sepi telah kuresapi
Bilamana tak kujumpai paras wajahmu yang indah
Hatiku bertanya-tanya tentang itu
Apakah ada yang tak wajar?

Aku jatuh cinta..
Aku menaruh rasa..
Aku mulai tak tenang..
Serasa kau janjikan hasrat yang berbeda dan mengundang lena

Temui aku kekasih, saat senja tak lagi berwarna emas
Kan kutunggu, aku kan setia berada di sana.


03/09/2013
============================================================
~HUJAN~

Langit masih menangis
Menciptakan danau-danau kecil berhamburan di bumi
Membuatku harus terjebak dibalik kaca yang mengembun
Lalu ku amati tiap tetes hujan yang berantai.

kilat menyambar menyilaukan mataku
Memisahkan telapak tangan ini dari peraduannya
Aura hangat jemariku melukiskan bayangan yang kaku
Inginnya ku berdiri lagi di sana
Kembali untuk menyaksikan hujan.

Hatiku resah
Hujan tak jua mau mengiba
Sementara waktu tak dapat ku tawar
Tiap detiknya selalu ku hitung
Bahkan jantungku pun mengejar tiap menitnya yang berlari.

Oh hujan..
Apa yang terjadi kepadamu?
Mana bias cahaya senja yang selalu ku rindu?


Bogor/07/08/2013
==========================================================
~HARAPAN YANG BUTA~
Gambarlah apa yang tengah kau lihat
Lalu jelaskan apa yang akan kutanya
Sementara anganmu masih berputar
kan ku siapkan warna hidup yang kau butuhkan

Meski kau terpejam, aku takkan pergi
Sekali pun kau harus mati, aku tetap di sini
Kakiku menjadi tongkatmu, dan mataku menjadi jalanmu

Terengguh di saat aku mendengar semua yang kau harapkan;
ingin mati bersamaku, mencari jalan surga bersama-sama, dan mencari pelangi sebagai jembatannya..

Kau berjalan tanpa ingin ku papah
Kau melihat tanpa ingin ku tahu
Kau merasa tanpa ingin ku merasakan
Entah!
Pikiranmu melayang

Saat kau merasa sakit karna terjatuh, kau sebut namaku dari dalam hatimu
Aku diam tanpa tahu kau ingin aku merangkulmu, tetapi munafik itu terlalu membunuhmu

Jangan kau kira ku kan menyesal..


Bogor/06/08/2013
==========================================================



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkunjung dan jadilah pembaca setia cerpen maupun puisi saya...