Senin, 23 September 2013

CERPEN: Teka-Teki Cinta

~Teka-Teki Cinta~


tumpahnya cahaya mentari, hangati rasa yang lembab dihati, tak pernah terjadi bahkan kualami kisah yang sesingkat ini. Waktu terasa menjepitku, dan hari-hari pun begitu cepat berlalu, angin halangi setiap kata rindu yang mestinya terucap dari bibirku yang nampak kedinginan

Rasaku berlalu diterkam waktu yang tak dapat mengiba, seuntai harapan yang menggantung kini tlah jatuh kebumi. Bagaimana ku tak sedih, Cinta dalam hati pergi, tak sempat ku rangkai kata-kata yang bisa mengutaran perasaan. Mungkin benar aku hanya seorang pengagum kecil, dipandang sebelah mata tanpa sedikit ku diberi ruang tuk bicara tentang cinta

"aku mati rasa semenjak kehilangannya, mengapa dia pergi tanpa mau menolehku dibelakangnya?"
ucapku menangis dihadapan gambarnya
"kau harus ingat Nadya, apalah artinya kehadiranmu baginya? Kau tak lain hanya seorang pengagum kecil, lupakan semua tentangnya, kini dia telah bahagia, walau bukan denganmu, tapi itu sudah jadi pilihannya, sadar dirilah, kau bukan siapa-siapa!!"
Harri menegaskanku akan Rafa bukanlah milikku
(Nadya, apakah kau masih belum bisa menebak hatiku? Betapa tak merelanya air matamu terjatuh demi cinta yang lain selain cintaku)
celoteh Harri dalam hatinya sembari memelukku
"aku takut tak bisa menemukan cinta lagi, aku rindu dicintai, aku rindu dikasihi"
keluhku lagi
"berhentilah menangis Nad, bodohnya kau yang belum bisa menebak teka-teki Cinta atas apa yang kuungkapkan padamu setahun yang lalu"
jelas Harri, matanya menatap tajam mataku, didalamnya terlihat ada secuil harapan namun bermakna besar, aku sedikit terdiam dan mengingat-ingat teka-teki Cinta yang dimaksud oleh Harri
"teka-teki Cinta??"
ucapku membalas tatapan Harri
(Harri, aku tidak pernah lupa akan teka-teki Cinta itu, aku pun tak sebodoh yang kau pikir, setelah kutahu jawabannya, entah mengapa ada perasaan takut, aku takut salah)
gumamku dalam hati lalu merundukan kepala

"ya, teka-teki Cinta, apa kau sudah lupa? Kumohon, lupain Rafa dan cobalah untuk mencari tahu jawaban dari teka-teki Cintaku Nad!!"

"Harri, aku gak ada maksud untuk menunggu jawaban teka-teki itu dariku, aku sudah tahu jawabannya!"

"Benarkah? Lalu, apa jawaban keduamu atas jawaban teka-teki itu?"
tanya Harri yang langsung membuatku bingung
"jawaban yang kedua?"

"ya, jawaban keduanya apa?"
tanya Harri lagi
(hem.. Jawaban yang kedua?.. Teka-teki itu bertuliskan, Delapan huruf, tiga kata, satu arti, yang berarti I love you!! Lalu, jawaban kedua yang dimaksud oleh Harri itu apa ya?)
pikirku bertanya-tanya
"Nad.. Nadya!! Jawaban keduanya apa?"
seru Harri dan menggenggam tanganku
"e... Sebentar ya, aku masih berpikir!!"

"Nad, jangan bilang kamu gak tau jawabannya!! Lalu seberapa lama lagi aku harus menunggu jawaban itu?"
Harri melepaskan genggaman tangannya lalu berdiri membelakangiku
(ternyata kau masih bodoh Nad, kau hanya bertumpu pada jawaban yang kau cari tanpa mau mengerti, entah aku harus kecewa atau tidak) pikir Harri

"Maaf Har.. Aku memang belum tau jawabannya, apakah jawaban itu sangat berarti untukmu?"
tanyaku, sempat kulihat air mata terjatuh ditepian pipi seorang Harri, aku tak tahu apakah aku bersalah atau tidak, yang ku tahu, aku belum bisa memberikan jawaban yang kedua itu, entah karna apa? Bodoh kah? Atau memang aku tak pernah mau mencari tahu jawaban itu, ah.. Teka-teki itu membuatku terlihat bodoh dihadapan Harri

"Harri.. Maafin aku ya?"
ucapku sembari menyentuh pundaknya, tapi Harri tak jua mau menoleh memandangku, tiba-tiba raganya menjauh lalu meninggalkanku dengan menyimpan sejuta tanya dibenakku

air mataku kembali menetes, aku bimbang, entah apa yang telah kulakukan tadi sehingga membuat Harri lenyap dari pandanganku, Teka-teka Cinta itu akan menjadi perkara yang tak mudah kupecahkan, sementara hatiku tetap memilih tuk menyimpan rasa yang belum pernah terungkapkan. Egoiskah? Aku tak tahu.

_selesai_
Nia kurnia sari
Bogor/31/05/2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkunjung dan jadilah pembaca setia cerpen maupun puisi saya...