Kamis, 12 Desember 2013

CEPEN:~MISTERI BUNGA PURNAMA BIRU~


Present..

Dia, seorang wanita tua pedagang kue keliling, 'Marlena'. Dia memiliki rumah yang tak jauh dari hutan belantara yang dikenal dengan 'misteri Bunga Purnama Biru', Konon katanya Bunga itu bisa mengembalikan Roh manusia yang dibawa oleh malaikat pencabut nyawa. Tidak sedikit orang yang mati sia-sia di hutan belantara itu untuk mencari Bunga Purnama Biru tuk di jadikan Bahan Mantra Pemanggilan Roh lalu di persatukan kembali pada jasad yang sudah mati.
**
Marlena, sosok wanita tua yang dikenal sangat ramah dan murah senyum, namun semenjak Dia ditinggal mati oleh Lucia, cucu kesayangannya, Marlena berubah, Dia tidak lagi ramah atau pun murah senyum kepada Orang-orang yang membeli kue-kuenya. Dan semenjak saat itu pula, Marlena selalu memikirkan Misteri Bunga Purnama Biru yang selalu dibicarakan oleh banyak orang, sementara itu jasad Lucia disembunyikan di tempat yang menurutnya Aman, tak ada yang berani Protes kenapa jasad Lucia tidak dikuburkan, karna bukan hanya Marlena saja yang menyimpan jasad manusia yang sudah mati, banyak orang-orang yang juga menyimpan jasad manusia terutama jasad pihak keluarganya masing-masing dengan harapan suatu saat nanti akan ada orang yang bisa menemukan Bunga Purnama Biru itu.
**
Marlena, Dia tidak pernah takut akan sesuatu yang bisa mengancam dirinya demi Lucia, Sudah beberapa kali Ia Memasuki hutan belantara yang gelap gulita itu, namun sampai saat ini Bunga Purnama Biru itu belum juga ditemukannya. Beruntung Marlena Memiliki nasib yang baik, Ia masih diberi kesempatan hidup, tidak seperti orang-orang yang mati sia-sia di dalam hutan itu. Kali ini Marlena bertekat untuk kembali ke hutan itu, Ia merasa sangat yakin akan pulang dengan membawa Bunga itu untuk Lusia, sebelum pergi, Marlena mendekati jasad Lucia yang tidak jauh dari tempat tidurnya.
Teug..! Teug..! Teug..!
Suara tongkat besi yang dibawa Marlena untuk membantunya berjalan, Marlena mengelus rambut Lucia, "Cuu.. Nenek mau pergi dulu ya, kamu jaga rumah, tunggu nenek kembali, nenek janji akan membawa Bunga Purnama Biru itu untukmu" bisiknya pada jasad Lusia. Lalu Marlena pun bergegas pergi dengan tongkat besinya itu.
**
Diperjalanan menuju Hutan, Marlena bertemu dengan salah satu penduduk yang sedang mencari kayu bakar, lantas Marlena pun bertanya, "Hei kau.. Apakah kau tidak mau mencari Bunga Purnama Biru itu untuk Anakmu yang meninggal dua hari yang lalu itu?" tanya Marlena, "Ah, Tidak nek, saya sudah pasrah dengan takdir tuhan, Jasad anak saya sudah dikuburkan dengan layak" jawabnya, Mendengar ucapan dari orang itu Marlena menatap tajam ke bawah lalu kembali berjalan meninggalkan orang itu, dari kejauhan orang itu berkata "Hati-hati Nek! Sekarang sedang banyak srigala yang berkeliaran disini" sahutnya. Marlena tidak mendengarkan ucapan orang itu, Ia tetap berjalan menuju Hutan. Sesampainya Marlena pada titik pencarian Bunga itu, Ia terdiam lalu menatap langit yang kosong, bibirnya komat-kamit seperti seorang dukun yang membaca mantra "Laaeaeyea. . Yaelaemanedraeeyea. . Kembang Bulan Purnama Biru. . Muncullah. .Laaeaeyea. .Yaelaemanedraeeyea" ucapnya seraya angin liar menusuk kulitnya. "Ini adalah Mantra terakhirku untuk menemukan Bunga itu, jika aku tak menemukannya lebih baik aku mati saja disini, aku telah berjanji kepada Lucia untuk membawa Bunga itu pulang" keluhnya dalam hati, karna sudah hampir seharian ini Bunga itu tidak muncul. Tak lama setelah itu Marlena duduk beralaskan daun kering, tiba-tiba saja ada sesuatu yang muncul tepat di hadapannya dengan kilauan cahaya Berwarna Biru, "BUNGA PURNAMA BIRU!! Aku berhasil.. Terimakasih ya tuhan" Teriak Marlena Bagia, tanpa tunggu lama lagi Bunga itu pun Ia bawa pulang.
**
"Lucia. . Lucia. ." Teriak Marlena di dalam rumahnya, Ia kaget setelah tahu Jasad Lusia tidak ada di tempatnya "Lucia, kau dimana? Nenek sudah membawa Bunga Purnama Biru ini untukmu, kau akan hidup kembali Cucuku" Marlena tetap tak menemukan Jasad Lucia, lalu, tangan Marlena gemetaran, Bunga itu terjatuh dari genggaman tangannya melihat ada seekor srigala sedang mencabik-cabik Jasad Lucia yang hanya tinggal kepalanya saja, lantas Marlena pun mengusir srigala itu, Marlena Benar-benar terpukul, Ia tidak menyangka akan seperti ini, pengorbanannya selama ini sia-sia. Marlena menangis, Marlena menjerit-jerit "LUCIA CUCUKU. . . Kembalilah Cu, kembali! Nenek tidak mau kehilangan kamu Lucia" Jeritnya Histeris. Karna merasa putus asa akhirnya Marlena memutuskan untuk mati bersama harapannya, Ia menusuk-nusuk kan Tongkat Besi itu pada perutnya. Sementara Bunga Purnama Biru yang dibawa Marlena tadi menghilang dengan sendirinya. Kini rumah milik Marlena terkesan lebih angker dibanding dengan Hutan belantara dan Misteri Bunga Purnama Biru.


TAMAT
Bogor/12/12/13

Jumat, 06 Desember 2013

CERPEN;~Demi Iblis Kecilku~


~DEMI IBLIS KECILKU~
Oleh: Niaw Shin'Ran

Present..

Hantu Jemari Berdansa
Semua ini berawal dari kesalahanku sendiri, aku nekad menikah dengan Iblis, rayuannya membuatku terlena, karna tahta dan harta adalah tujuan utamaku. Tidak ada yang tahu pernikahanku dengan Iblis itu, sementara aku yang sudah sangat bosan sekali dibilang 'perawan tua' oleh teman-teman dan tetangga pun memilih untuk pergi mengucilkan diri ke hutan bersama Iblis itu dengan harapan apa yang aku impi-impikan akan menjadi kenyataan.

Lima tahun telah berlalu, Iblis itu meninggalkan aku dengan anak yang menjadi hasil buah cinta kami berdua, Rahmi namanya, Dia sangat lucu, umurnya sudah tiga tahun, rambutnya berwarna merah dan memiliki dua tanduk bak Iblis seperti ayahnya, juga apa yang Dia makan sehari-harinya pun sama persis seperti ayahnya, yaitu daging mentah.
"Ma.." ujar Rahmi memangilku
"Iya sayang, ada apa?" sahutku yang merintih di atas daun kering sembari membersihkan darah yang ada disekujur kakiku
"Masih sakit ya Ma?" tanya Rahmi, Dia mendekatiku lalu menghirup segar darah yang berceceran di atas daun
"Tidak kok Nak.. Mama baik-baik saja" jawabku berbohong
"Ma.. Ma.. Hari ini aku mau makan itu, boleh?" ucap Rahmi manja sambil menunjukkan jarinya ke arah kaki kananku
"Bo-boleh kok.. " jawabku terbata-bata, air mata tak bisa kubendung lagi, demikian pula aku tak mau anak semata wayangku harus makan makanan yang menjijikan seperti tikus, ular dan sebagainya. Aku rela tersakiti, meski tubuhku perlahan-lahan akan habis disantap oleh Iblis kecilku. Kini, aku hanya bisa bertahan dengan separuh tubuhku lagi.


Bogor, 06/12/2013

Selasa, 26 November 2013

FANFICTION~Together Story~ VOL-1


TOGETHER STORY
#Volume 1
file 1 ~Melepas Rindu~
Author: Niaw Shin'Ran

Present..

Tap Tap Tap...!
Terdengar suara kaki yang berlari dari lantai atas kebawah. Ivo-chan [seorang gadis yang menggemari Elf] merasa bahagia karna sangpacar yaitu El-chan [pacar Ivo yang senang berpetualang] sudah kembali dariperantauannya di negara kapur, Ahh.. Brukk! Ivo terjatuh karna ternyatalantainya masih sangat basah "hey, kauini kenapa harus lari-lari seperti itu? Kau jadi terjatuh kan.. Ayo bangun" May [perempuan cantikyang memiliki kebiasaan mengepel rumahnya disiang hari, katanya akan mudahkering] Ibu dari Ivo pun mengulurkan tangannya, Ivo terlihat kesakitan, Maymembawa Ivo ke sofa dekat dengan sang ayah yaitu Choky [laki-laki berkumistipis ini paling tidak suka diganggu ketika sedang menonton televisi] laluChoky pun membantu May "Ada apa ini?" tanya Choky, "Ivoterpeleset!" jelas May, "Ini salahmu May, sudah ku bilang, janganmengepel rumah pada siang bolong seperti ini, lihat! Ivo jadi terpeleset dankesakitan!!", "Ini bukan salahku, ini semua karna Ivo tidakhati-hati!". "Tchhh.. Ini salahmu!!", "Bukan!!" suamiIstri tersebut pun saling adu mulut, sementara Ivo diam-diam meninggalkanmereka. "huh.. Mereka memang sering seperti itu, buat kepalaku sakitsaja" celotehnya. El yang menunggu Ivo datang menemuinya sudah terlihattidak sabar, sementara di tangan kanannya ada bunga mawar yang telahDipersiapkannya untuk sang pacar. "Hii El.. Lama tak jumpa, kamu apakabar?" Niaw-chan [seorang gadis dewasa yang hoby melukis] itu menghampiriEl dengan senyuman khasnya yang duduk sendiri di taman, "Kabarku baikNiaw, kau semakin cantik, siapa pacarmu sekarang?" tanya El antusias danmembalas senyuman Niaw, "Ah.. Itu rahasia, hehe..", "Hemm kauselalu saja main rahasia-rahasian denganku, hey, kau lupa? Aku initemanmu!", "Haha, ya! Aku tidak mungkin pikun El, lagi pula kau sudahlama sekali tidak menemuiku, kenapa?", "Benar kau tidak tahu?","He'eum, kau kemana saja selama ini?".... Belum sempat El jawabpertanyaan Niaw, Ivo sudah ada dihadapan mereka berdua dan memeluk erat El,sementara Niaw merasa senang melihat kemesraan kedua temannya itu. "El,akhirnya kau pulang juga, aku sangat merindukanmu!" pakk! Ivo menampar El,"AHH! Apa maksudmu menamparku? Kau bilang, kau sangat rindu padaku, inikah caramu melampiaskannya?" El pun merongos kesakitan, entah kenapa Ivomenampar El "Ma-maaf.. Tanganku melayang sendiri? Tapi,, Itu memang pantasuntukmu! Kau pergi tanpa memberi kabar padaku!!", El terdiam dan merunduk,tak lama El kembali memeluk Ivo. Niaw yang sedari tadi pergi dari hadapanmereka diam-diam bergumam dalam hatinya "Kapan aku bisa sepertimereka?hemm..".

Tobecontinue..
File 2.
>>>>>
TOGETHER STORY
#Volume 1
File 2
~Yang Mengejutkan~
Author: Niaw Shin'Ran

"Tanpa Niaw-chan sadari seorang laki-laki sedangmemperhatikannya, sementara Ivo-chan asik mengobrol dengan El-chan"

Present..

Suasana di kelas 10-A begitu sangat membosankan,Niaw, Omex-chan[laki-laki yang sering adu otot dengan guru laki-laki karna cemburuNiaw dekat dengan guru itu] dan Dicky [laki-laki jutek yang mempunyai hobymendengarkan music dikelas] keluar menuju kantin karna kejenuhan di dalam kelassemakin terasa. "HEY!! Kalian mau kemana? Ini kan masih dalam jampelajaran" tanya Ivo dari kelas 10-B melihat Niaw, Omex dan Dicky keluarmelewati kelasnya, "Kita bosen di kelas, lagi pula guru sialan itu belumdatang kok, kalau aku jadi kepala sekolahnya, sudah aku tendang dia darisekolah ini!!" merongos Omex, Dicky tersenyum simpul mendengarnya, begitujuga dengan Niaw dan Ivo, tak lama El pun ikut mengobrol sambil memegang jemariIvo. "Kau semakin terlihat mesra saja dengan kekasihmu ini El" sahutDicky menyeringai, "Ahaha, begitu yak? Kau bisa saja" Pipi El dan Ivomerona. "Ah sudahlah, kita jadi ke kantin kan? Perutku sudah lapar sekali.. Ayo sayangkita ke kantin" ajak Omex sambil menggandeng tangan Niaw, "Hey. .Apa-apan kau ini? Lepaskan tangannya, apa kau mau berurusan lagi dengan guruitu, Hah?" sahut Dicky melepaskan tangan Omex dari tangan Niaw, "Huh!Apa kau bilang? Aku tidak takut pada guru sialan itu! Atau jangan-jangan, kaupun cemburu padaku? Hahahaha" jelas Omex meledek Dicky, sementara Ivo danEl hanya tertawa. Tuingg!! Niaw mengkemplang kepala Omex "Dasar Bodoh!! Dickytidak akan mungkin cemburu padamu, apa kau tidak tahu? Pacarnya barunya lebihcantik dari pada aku" jelas Niaw membuat Omex, Ivo dan El terdiam kaget."Apah? Jadi kau sudah punya pacar? Wah.. Selamat yaa" ujar Ivomenyeringai funny. "Wah wah, diam-diam ternyata kau sudah punya pacar,selamat ya" sambung El, "Baguslah, itu berarti tinggal aku dan Niawyang jadian..hehe" celoteh Omex berkhayal. Tuingg!! Niaw mengkemplangkepala Omex lagi "Enak saja kau bicara! Siapa juga yang mau jadi pacarmu,Aku sudah punya pacar!!" jelas Niaw. "APAH??!!" Semuanyaternganga mendengar pernyataan Niaw yang tiba-tiba saja menusuk ketelinga.

Tobecontinue..
File 3
>>>>>



TOGETHER STORY
#Volume 1
File 3
~Double Date~
Author: Niaw Shin'Ran

"Dicky-chan memperkenalkan pacar barunya,sementara Omex dilanda kegalauan"

Present..

Dari kejauhan Dicky melihat Omex sedang melemparkerikil-kerikil kecil ke dalam sungai yang cukup besar, lantas Dicky punmenghampirinya, "Hey Bodoh!! Sedang apa kau di sini?" tanya Dickyserius, "Berhentilah menyebutku bodoh, kau jauh lebih bodoh dari pada aku!!"jelas Omex, Dicky pun keheranan dengan ucapan Omex, "Apa maksudmuMex-chan?" tanya Dicky lagi, Omex menatap Dicky tajam "Kenapa dulukau melepaskan Niaw? Apa salahnya?" tanya Omex.. Hah? Dari mana Mex-chantahu kalau aku dan Niaw pernah pacaran? Tanya Dicky dalam hatinya, "Akutak mengerti maksudmu" Dicky pura-pura tak tahu, Omex menyeringai sinis"Sudahlah kii-chan, tak usah kau tutupi lagi, mungkin hanya aku saja yangtahu, tapi aku tak tahu mengapa kalian berpisah semenjak kejadian Hujan lebatdi taman pinggir kotaitu" jelas Omex semakin membuat Dicky yakin jika Omex benar-benar tahusemuanya. "Lupakan saja! Itu hanya masa lalu, dan aku tak inginmembahasnya lagi, kalau begitu aku pergi dulu", "hey, ini kan masihsore, kau jangan jadi laki-laki tukang ngambeuk hanya gara-gara soal yangtadi", "Aku bukan tipe laki-laki seperti itu. Nanti malam, aku dan Elberencana akan Double date di restoran Kaicimacu, jika kau penasaran denganpacar baruku datanglah!!" Dicky pun pergi. Sementara Omex terlihat kebingungan..Hemm restoran Kaicimacu? Dimana itu? Aku baru mendengarnya.. Gumam Omex dalamhatinya, "Ya tuhan.. Apa benar Ni-chan sudah punya Pacar? Rasanyajantungku mau pecah" ujarnya.

**
"Kau mau ikut tidak?" tanya Ivo yangmengobrol dengan Niaw via handphone
"Kurasa tidak!"

"Lo? Kenapa? Dicky mau memperkenalkan barunyananti, pasti kau penasaran juga kanNi-chan?"

"Tidak juga! Itu kan acara double date, kalau ada aku pastitidak akan seru, yang ada aku malah jadi penampung cerita kalian saja"

"Hey! Kau pikir aku seperti itu yak? Huh jahatsekali kau"

"Lantas, untuk apa aku ikut? Buang-buang waktusaja"

"Ni-chan, kau tidak boleh berkata seperti itu,kau juga harus memperkenalkan pacar barumu juga"

Niaw terdiam..
"Emmm.. Lain kali saja yak. Kalau begitu akumau bereskan kamar dulu, bye..!" tut.. tut..
Niaw mematikan teleponnya. Hem.. Jangankan pacarbaru, teman dekat laki-laki saja aku tidak punya.. Gumam Niaw dalam hati.

**
El yang sudah ada di depan rumah Ivo terlihattampan dengan Jas hitamnya, Choky mengintip El dari jendela kamarnya, diikutioleh May yang juga mengintip El. "Kurasa anak itu tidak cocok denganVo-chan,, Dia kurang putih" tutur Choky, "Apa maksudmu kurang pantas?Menurutku kulitnya bagus kok, apalagi stylenya yang oke, ditambah potonganrambutnya yang keren" sahut May membela El. "Apakah mereka berduaakan berkencan malam ini?" tanya Choky, "Ya, kurasa begitu,"Kalau begitu bagaimana kalau kita bersenang-senang?" tanya Chokymenyeringai bak iblis menemukan mangsa, "Maksudmu?" tanya May,"Ah, ayolah kau pasti tau maksudku kan", "Aku tahu, tapi tidaksekarang". "Tapi kenapa?", "Ssstt.. Diamlah!". Chokykecewa atas sikap May, karna keinginannya tidak terpenuhi.

**
"Hy.. Aku Ivo dan ini El" sahut Ivomengulurkan tangan kepada gadis yang datang Bersama Dicky.. Cantik juga,, pikirIvo. "Hy Ivo-chan, hy El-chan, aku Esty-chan.. Salam kenal" Esty pun[gadis cantik dan tinggi, tipe gadis kesukaan Dicky] menyambut uluran tanganIvo dan merunduk. Double date malam ini pun berjalan dengan mulus. Tanpa merekasadari Niaw dan Omex yang tidak bersamaan diam-diam memperhatikan Mereka darijauh. Omex yang menyadari ada Niaw dibalik dinding pun menghampiri Niaw."Ni-chan? Sedang apa kau disini?", "A-aku.. Aku hanya kebetulanlewat, kau sendiri sedang apa di sini?", "Aku hanya penasaran denganpacar barunya kii-chan, aku cari alamat resto ini, ternyata disini","Oh begitu.." Niaw dan Omex terdiam beberapa detik. Kemudian merekamemutuskan untuk pulang bersama..
Ni-chan, sepertinya ada yang sedang kausembunyikan.. Tapi apa? Pikir Omex.

Tobecontinue
File 4
>>>>>>>
TOGETHER STORY
#Volume 1
File 4
~Ni-chan Menangis~

"Tak pernah Niaw sangka kalau apa yangdirasakannya akan terasa pahit"

Present..

Omex terus menatap Niaw yang tertunduk sambil berjalan,Omex berhenti, seketika itu Niaw pun berhenti dan melihat ke arah Omex, mataNiaw terlihat berkaca-kaca, dan Pikiran Omex pun penuh dengan tanda tanya, Omexdan Niaw masih saling bertatapan, kemudian kristal bening dari mata Niaw pun keluar secara perlahan-lahandilanjut dengan memeluk Omex dengan tiba-tiba, terdengar suara isakan tangisNiaw yang membuat Omex menjadi khawatir, "Ni-chan kau kenapa?" tanyaOmex membalas pelukan Niaw, namun Niaw tak menjawab. "Ni-chan? Apa adamasalah denganmu? Apa guru sialan itu mengganggumu lagi?" tanya Omek lagi.Niaw tidak menjawab, hanya saja Ia menggelengkan kepalanya menandakan kalau apayang Omex tanyakan itu tidak ada yang benar. "Lalu kau kenapa?" Omexpun tak henti-hentinya menanyakan hal yang sama. Karna risi mendengarpertanyaan Omex, Niaw pun melepaskan pelukannya lalu berlari meninggalkan Omexdalam keadaan menangis. Siall!! Sebenarnya apa yang sedang Ni-chan sembunyikan?Pikir Omex kesal karna tidak bisa mencegah Niaw berlari. Akhirnya Omex punkembali berjalan menuju rumahnya.


~Melewatkanmu dilembaran hariku, selalu terhentidibatas senyumanmu, walau berakhir kisah kita berdua, hati ini tak ingin danselalu berdusta.
~Melupakanmu takan mudah bagiku, selalu kucoba,namun aku tak mampu, menghapus semua rasa yang telah berlalu, di sudut relunghatiku yang membisu, kumerindukanmu.
[ADERA]

**
Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam.
Double Date diantara Ivo, El, Dicky dan Estyberjalan lancar hingga akhirnya mereka memutuskan untuk pulang, Ivo bersama El,dan Dicky bersama Esty. Mereka pergi berbeda arah.

Ngikkk..!!
Mobil mewah yang dikendarai oleh Dicky berhentiseketika setelah melihat seorang gadis yang menyebrang jalan tanpa hati-hati,"HEY! Kau gila ya?!! Menyingkirlah dari mobilku" kesalnya, Estyberusaha membuat Dicky sabar, lalu Dicky mencoba melihat siapa gadis itu,Ternyata.. "Ni-chan?" ucap Dicky pelan, Niaw terlihat merunduk karnaketakutan dan kaget. Akhirnya Dicky turun dari mobilnya dan menghampiri Niawtanpa sadar ada Esty bersamanya. "Ni-chan? Sedang apa kau dijalan sepertiini? Aku hampir saja membunuhmu Tau" khawatir Dicky, Esty hanya bisamelihat. Dicky mencoba menggenggam tangan Niaw, tetapi Ia baru sadar kalau itutidak mungkin dilakukannya sementara Esty, kekasihnya ada didepan matanya."Ni-chan, lebih baik kau masuk ke dalam mobilku, ku antar kau pulangya?", Niaw tidak menjawab, wajahnya tertunduk, Ia tidak ingin Dicky taukalau Ia sedang menangis. "Ayolah Ni-chan, apa salahnya si kalau aku hanyaingin mengantarmu pulang?", "Tidak perlu! Aku bisa pulangsendiri.." ucap Niaw dingin dan ketus. Hemm.. Ni-chan, dari nada suaramuitu aku tahu kau sedang menangis, tapi kenapa? Harus kah aku tanyakan itupadamu? Gumam Dicky dalam hatinya. "Yasudahlah! Kalau memang itu maumu,aku juga tidak perlu repot-repot putar arah untuk mengantarmu pulang",mendengar ucapan Dicky yang cetus itu membuat Niaw kembali berlari dari hadapanDicky. Sekarang apalagi salahku padamu Ni-chan? Gumam Dicky lagi dalam hatinya.Tanpa ingin membuat Esty lama menunggu lagi akhirnya Dicky pun kembali ke dalammobilnya dan mengantar Esty pulang, "Maaf lama menunggu" tutur Dickykepada Esty, "Tidak apa-apa.. Kalau boleh aku tahu perempuan yang tadi itusiapa?" tanya Esty serius, Dicky pelan-pelan menelan ludahnya sepertiorang yang kebingungan mencari jawaban, "Dia.. Dia teman sekelasku disekolah, nanti kau bisa berkenalan dengannya kalau niatmu untuk melanjutkansekolah di sekolahku, apa benar kau akan melanjutkan sekolahmu bersamaku?"tanya Dicky serius, "Tentu saja sayang, aku ingin selalu dekatdenganmu", "Aku pun begitu", "Benarkah?" tanya Estylagi, "Ya!".
Esty pun bersandar di pundak Dicky karna merasabahagia.

Tobecontinue
File 5
>>>>>>

TOGETHER STORY
#Volume 1
File 5
~Heart to Heart~
Author: Niaw Shin'Ran

"Entah apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka..."

Ngikk!!
Sampailah di depan rumah Esty, "Kuharap kau langsung tidur, karna aku tidak akan menelponmu malam ini" jelas Dicky, Esty pun mengkerutkan keningnya, "Loh? Memangnya kenapa? Bukankah setiap malam kau selalu menelponku?" tanya Esty serius, "Mengertilah Tii-chan. Aku sangat lelah malam ini", Esty pun hanya mengIyakan ucapan Dicky, Sebelum Esty turun dari mobil Dicky, Ia meraih tangan Dicky dan berkata"Apakah aku boleh meminta sesuatu padamu kii-chan?" tanya Esty, "Apa?", "Aku ingin kau mengecupku sebagai tanda kalau kau benar-benar sayang padaku" jelas Esty, Dicky sedikit terdiam"Rasa sayangku tidak dinilai dari kecupan Tii-chan" ujar Dicky yang membuat Esty sedikit kecewa, "Hemm.. Baiklah!! Kau tak usah cemberut seperti itu padaku" ucap Dicky, Emmmmuaachh.. Dicky pun mengecup Esty, Esty pun membalas kecupan Dicky itu dengan bahagia.

**
hemm.. Kenapa aku merasakan sesuatu yang aneh saat bibirku mengecupnya? Pikir Dicky di dalam kamarnya sesudah Ia mengantar kekasihnya pulang, tak lama Ia pun memejamkan mata, tiba-tiba sa Dicky teringat akan sesuatu... "Ni-chan.." gumamnya sembari membuka mata dan memandang langit kamarnya, "HAH! Lupakan saja perempuan bodoh itu!!percuma aku mengkhawatirkannya, Hatinya terlalu beku, walau pun aku tahu si bodoh itu pasti bisa merasakan apa yang aku rasakan" ucap Dicky sedikit memunafikan diri.

**
Pagi ini Ivo terlihat gembira, Ia berjalan menuju meja makan sambil senyam-senyum sendiri menatap Roti selai stroberry yang sudah disiapkan oleh May. Choky dan May yang melihat sikap Aneh Ivo beranggapan kalau Ivo sudah mulai gila, "Kurasa Anak kita sedang tidak enak badan May" seru Choky berbisik kepada May, "Sepertinya begitu, atau mungkin dia sudah gila.." ujar May, "Kurasa kita harus pesan satu kamar inap di RSJ sayang" ucap Choky. Pakkk..! May menampar Choky, Awww.. Choky pun teriak kesakitan, Ivo pun kaget dan tertawa.. "HAHAHAHAHAHAHA", Choky dan May menatap Ivo dengan tatapan membunuh. Cling..

El yang sudah ada di depan rumah Ivo untuk menjemputnya pergi kesekolah. Di dalam mobil Ivo menatap El sambil tersenyum karna El terlihat lebih Cool. El pun tersenyum melihatnya, "Vo-chan, apa kau tahu kenapa Ni-chan tidak mau ikut ke acara Double Date kita tadi malam?" tanya El, "Entahlah!!Ni-chan sulit kutebak El, mungkin karna Dia punya acara yang lebih penting" jelas Ivo, "Oh.. Oiya, Kau kenapa menatapku seperti itu?" tanya El lagi menyeringai, Ivo pun menjawab sambil tersenyum"Karna aku sangat bahagia, apakah kau merasakan apa yang aku rasakan El?", "Tentu saja, kita kan sehati". El dan Ivo pun tertawa kecil karna gembira.

**
"KYAAAA.. Kenapa Ni-chan bisa datang kesekolah dengan guru sialan itu!!Tak akan ku biarkan!!" Omex kesal melihat Niaw datang bersamaan bersama gurunya, Edot-Cher[Guru laki-laki yang membuat Omex kesal karna dekat dengan Niaw] juga bersamaan dengan Ivo dan El yang juga sampai di sekolah.

Tobecontinue
File 6

>>>>>>>
TOGETHER STORY
#Volume 1
File 6
~Kekacauan Hati~
Author: Niaw Shin'Ran

"Apakah kemunafikan itu akan terus berkuasa?"

Present..

Omex berlari sekencang-kencangnya menghampiri Niawdan Edot. Omex menarik tangan Niaw kedepan dua langkah lebih maju dari sampingEdot. "Ni-chan!!sampai kapan kau akan berhenti membuatku cemburu?"tanya Omex, Tuiingg!! Niaw mengkemplang kepala Omex, Edot tersenyum melihatnya."Heh Bodoh!!apa maksudmu?" tanya Niaw, "Kau tahu kan aku suka padamu danaku gak suka kamu dekat-dekat dengan guru itu!!" Jelas Omex sedikitmembentak Niaw, lalu tiba-tiba saja Dicky datang menghampiri dan memaki-makiOmex di depan Orang-orang yang melihat, "Mex-chan!!kau tak seharusnyamembentak Ni-chan seperti itu!!asal kau tahu, Ni-chan paling tidak sukadibentak!!" Sahut Dicky, Niaw menatap Dicky dengan mata yang berkaca-kacalalu menundukkan kepalanya.. Kii-chan, kau.. Kau masih perduli padaku? Kaumasih perhatian padaku? Apakah ini artinya, kau....(?) pikir Niaw terhenti saatIvo dan Eldo pun datang menghampiri"Adaapa ini!!Ini pasti ulahmu kanMex-chan?!"tanya Ivo sambil menunjuk ke arah Omex merasa kalau Dialahpenyebab, Omex yang tadinya tidak terima Ivo menuduhnya pun berusaha untuktetap sabar dihadapan Niaw. Guru Edot pun mulai bicara"Mex-chan, kuharapkau tidak melakukannya lagi dihadapanku, Ni-chan tidak suka laki-laki kacausepertimu" jelas Guru Edot ketus kepada Omex.

"DIAMLAH SEMUANYA! Kau Mex_chan, berhentilahmembuatku merasa risi, kau guru Ed-cher, Berhentilah membuat Omex terus menerusmembuatku risi, dan kau Kii-chan, aku tak butuh pembelaan darimu dan kau takusah memperdulikanku"jelas Niaw kesal, namun di hatinya Ia sangatlahterluka. Niaw pun berlari dari hadapan mereka kembali keluar gerbang sekolahentah mau kemana. Mereka yang melihat hanya memaku dalam keterdiaman,seolah-olah ucapan Niaw tadi bagaikan perekat untuk membungkam mulut, dan talipengikat kaki.
Ni..Ni-chan, apa maksud dari ucapanmu itu? Jika kautak ingin aku perduli lagi padamu, apakah itu artinya kau pun tidak akan lagiperduli padaku? Pikir Dicky dalam hati sambil menundukkan kepalanya, menataplantai bumi dengan tatapan hampa...

"Kita harus mengejar Ni-chan!" seru Ivomemecahkan keterdiaman itu. Ivo dan Eldo memutuskan untuk mengejar Niaw, tapitidak dengan Dicky, Omex, Esty dan Guru Edot, Mereka berjalan tak tentu arah,berharap kejadian tadi hanyalah mimpi.
Hem.. Kii-chan, kenapa kau terlihat sangat sedihketika Ni-chan berkata seperti tadi? Apakah kau menyembunyikan sesuatu dariku?Gumam Esty dalam hatinya, pirasatnya mengatakan kalau Dicky merahasiakansesuatu darinya, itu semua dilihat dari raut wajah Dicky yang datar, tatapannyahampa, dan Esty merasa Dicky tidak memperdulikannya saat ini.

**
Akibat kejadian tadi, mereka tidak masuk kelas,begitu pun Guru Edot yang juga memutuskan untuk pergi ke sebuah Cafe untukmenyegarkan pikirannya. Sementara Omex pergi melempar kericil di sungai dimanaIa sering menghabiskan waktu disana. Ivo dan Eldo tidak menemukan Niawdimanapun, karna merasa lelah akhirnya mereka memutuskan untuk pulang.

Ternyata Niaw pergi ke sebuah pemakaman umum, Iamenghampiri makam Ibunya yang sudah meninggal 10 tahun yang lalu, Niaw menangismemeluk batu nisan sang Ibu.
"Hiks.. Entah pada siapa lagi aku akan mengaduhati, hanya kaulah yang mampu menjawab rasa sedihku, meskipun tak berucapapa-apa, tapi aku yakin kau akan memberi solusi yang tepat ke dalam mimpiku,Ibu.. Aku rindu padamu, Ayah tak pernah pulang semenjak keberangkatannya 4tahun yang lalu ke Kanada, aku kesepian di rumah, aku butuh teman Bu.. Akubutuh teman.. Hiks" Niaw terus menangis sampai gerimis yang datang pun takdihiraukannya, baginya Gerimis hari ini adalah tetesan air mata tuhan yang jugaikut merasakan apa yang dirasakannya.

Tobecontinue
File 7
 >>>>>>


TOGETHER STORY
#Volume 1
File 7
~Rahasia tetap rahasia~
Author: Niaw Shin'Ran

"Entah sampai kapan terus tenggelam dalamkeadaan.."

Present..

"KYAAAAAAA.." Teriak Ivo ketika membukapintu kamarnya sambil menutup mata"Sedang apa Ayah dan Ibu di kamarku!??KELUAAARR!!" Lanjut teriak Ivo melihat Choky dan May tengah asik bercintadi kamar Ivo, wajah Choky dan May terlihat bodoh dan sama-sama tersenyum kuda,mereka berdua salah tingkah dihadapan Ivo dan langsung mengenakan pakaianmereka"Ka-kamu sudah pulang Vo-chan? Kenapa tidak bilang kami dulu?Hehe" Ujar May sembari memakaikan Bra kepada Choky, "MAY.. KENAPA KAUPAKAIKAN PUNYAMU KEPADAKU?!!" jelas Choky marah, May pun kaget sambiltertawa kecil"Haha, Maaf Choky.. Aku tidak tahu".."CEPATLAH!!" suruh Ivo kesal.
Menjijikan! Kenapa mereka melakukannya di kamarku?Kenapa tidak di kamar mereka? Awas saja kalau sampai kasurku dipenuhi olehitu..(?) celoteh Ivo dalam hatinya. Choky dan May pun telah selesai memakaibaju lalu keluar dari kamar Ivo, "Kenapa Ayah dan Ibu melakukan itu didalam kamarku?" tanya Ivo serius, "Hehe, maaf Vo-chan, kamar Ayah danIbu baru saja direnovasi, dindingnya sedang diperbaharui" seru May,"Apakah tidak bisa menunggu sampai nanti malam?" tanya Ivo lagi,"Tidak bisa Vo-chan, Ibumu meminta Ayah untuk melakukannya sekarang"seru Choky, Jleeebb!! May menginjak kaki Choky, "AWWWWWW...sssakiit..t..tMay" rintih Choky, "Itu pantas untukmu, Ayo, kau harus membersihkanrumput sekarang!" Seru May menjewer Telinga Choky menuju halaman belang.
"Ya tuhaaaan.. Kenpa aku dilahirkan daripasangan yang Kacau seperti mereka!? Ah, sudahlah" Ivo pun masuk kemar danmembereskan semuanya.

**
Eldo yang baru saja mengantar kekasihnya pulang taksengaja melihat Niaw sedang berjalan sendiri dipinggir jalan dengan kepala yangmenunduk, lantas Eldo pun dengan Mobil yang dikendarainya menghampiri Niaw..
"Hey Ni-chan!!kau ini kemana saja? Aku danVo-chan mencarimu kemana-mana tadi" tanya Eldo, Niaw tersenyum mendengarpertanyaan Eldo, "Untuk apa kalian mencariku? Aku bukan orang hilang yangharus dicari" jawab Niaw, "Tapi tadi kau pergi dalam keadaan kesal,kami khawatir padamu!!yasudahlah, ayo kuantar kau pulang" ajak Eldo, tanpabanyak bicara lagi Niaw pun mau diajak Eldo. Di dalam mobil El nampak bingungmelihat pandangan Niaw yang kosong menatap ke depan tanpa bicara sepatah katapun.
"Ni-chan, apakah kau ingin mengatakan sesuatupadaku?" tanya Eldo, "Tidak, Tidak ada!", "Ayolah Ni-chan,kau tidak bisa menyimpan masalahmu sendiri", Niaw tersenyum sinismendengarnya"Aku tidak punya masalah apapun El-chan, dan berhentilahmenanyakan hal-hal yang bodoh kepadaku" seru Niaw, "Aku tahu kau adamasalah Ni-chan,, Ni-chan yang ku kenal tidak seperti yang ku lihat sekarangini, aku tahu kalau kau ada masalah, kau pasti akan sering menangis" ujarEldo, "Kenapa kau jadi sok tahu tentangku El-chan?!!Rahasia tetaprahasia" jelas Niaw yang membuat Eldo nampak keheranan. "Jangan kauperlihatkan tampangmu yang kebingungan seperti itu El-chan, Kau fokus saja padasetirmu" seru Niaw, Eldo hanya bisa menghembuskan napas kecil.

**
Ting Tong..
Dicky menekan tombol bel pintu rumah Ivo, tak lamaIvo pun muncul dan mempersilahkan Dicky masuk, "Kii-chan, apakah adasesuatu yang penting sampai-sampai kau datang ke rumahku?" tanya Ivo,"Aku tak tahu apakah yang akan aku tanyakan ini adalah sesuatu yangpenting atau tidak" jelas Dicky, Ivo mengkerutkan keningnya"Memangnyaapa yang akan kau tanyakan?", "Apakah tadi kau Dan El-chan menemukanNi-chan berlari kemana?", "Kami tidak menemukan Ni-chan Dimana pun..Jadi kau menanyakan Ni-chan?" tanya Ivo, Dicky sedikitterdiam"I-iya.." jawab Dicky terbata-bata, Ivo tertawakecil"Haha, ya jelas pentinglah, Ni-chan itu kan teman kita, temanmu juga,jadi kalau ada apa-apa dengannya kita harus tahu" sahut Ivo..
Hemm.. Aku lupa, Ni-chan dan aku sekarang inihanyalah ber-te-ma-n. . . Pikir Dicky.

May yang sedari tadi mengetahui kedatangan Dickymengintip dari balik pintu kamarnya sambil cengengesan"Wah, anak itubenar-benar tampan, cocok sekali denganku yang masih sexy ini, hehehe"celotehnya, sementara Choky ngosngosan membersihkan rumput atas suruhanIstrinya.

Tobecontinue
File 8
>>>>>>>TOGETHER STORY
#Volume 1
File 8
~Kesedihan yang baru~
Autor: Niaw Shin'Ran

"Aku akan lebih terlihat Cool untuk tidakmemperdulikannya(Kii-chan)"

Present..

Di depan rumah Niaw sudah ada Omex yang menunggukedatangan Niaw selama satu jam lamanya. Udara malam ini memang cukup dingin,Omex yang hanya memakai kaos pendek pun terlihat menggigil. Tak lama ada cahayayang menyorotnya dari kejauhan, "Ah, Sial!!mobil siapa itu?" Omexbertanya-tanya, mobil itu berjalan semakin dekat dan dekat. Ngikk...!! Mobilitu berhenti tepat di depan Omex yang berdiri di depan rumah Niaw.

"Mex-chan? Sedang apa kau disini?" tanyaNiaw yang turun dari Mobil, Eldo yang mengantar Niaw pun ikut turun setelahmelihat Omex ada disana, "Mex-chan? Kau sedang apa disini?" tanyaEldo yang sama dengan Niaw. Brrrrr...sshhh "Apakah kau tak mau membiarkanaku masuk dulu Ni-chan? Aku sudah sangat kedinginan" seru Omex berharapNiaw segera menyuruhnya masuk dan memberikan segelas teh hangat. Niaw punsegera membukaan pintu rumahnya dan menyuruh Omex dan Eldo segera masuk.

"Silahkan diminum" dua gelas teh hangatpun sudah Niaw bawakan, Omex dan Eldo melihat-lihat sekitaran rumah Niaw yangbegitu sepi, "Ni-chan, Ayahmu kemana?" tanya Eldo, "Ayahku belumpulang.. Sepertinya tidak akan pernah pulang" jelas Niaw membuat Eldo danOmex bertatapan penuh tanya... "Ah, sudahlah, cepat diminum tehnya, nantikeburu dingin" ujar Niaw, "I-iya...!".

Sementara Niaw mandi, Omex masih menghangatkantubuhnya di sofa, dan Eldo sedang menghubungi kekasihnya.
"Hallo, Vo-chan??"

"Iya El? Adaapa?? Oiya Kii-chan sedang ada di rumahku sekarang"

"Kii-chan di rumahmu? Mau apa dia?"

"Dia menanyakan Ni-chan, tapi kita kan tidakmenemukannya"

"Ah, Ni-chan? Aku sudah menemukannya, dansekarang ini aku ada di rumahnya bersama Mex-chan"

''APA? Kau sudah menemukan Ni-chan? Baiklah, akudan Kii-chan akan segera kesana" tut.. tut.. tut..

"Ayo Kii-chan, kita kerumah Ni-chan, ada Eldan Omex Disana" ajak Ivo kepada Dicky yang juga sudah siap-siap berada dimobilnya. Hanya butuh waktu setengah jam untuk sampai ke rumah Niaw. Eldo danOmex sedikit mengobrol di sofa rumah Niaw, "Aku jadi khawatir kalaumeninggalkan Ni-chan sendiri di rumah sebesar ini El" ucap Omex, "Ya,aku pun punya pemikiran yang sama sepertimu" respon Eldo, tak lama kemudianIvo dan Dicky pun datang, Eldo segera membukakan pintu untuk mereka.
"Mana Ni-chan?" Tanya Ivo serius,"Dia sedang mandi" jawab Eldo, "Dimana kau menemukan Ni-chan?Dan kenapa Mex-chan bisa bersamamu juga?" tanya Ivo lagi, "Sehabismengantarmu pulang tadi, aku melihat Ni-chan berjalan sendirian di pinggirjalan, lantas kuantar dia pulang" jelas Eldo. Dicky dan Omex hanya menjadipendengar setia. Niaw selesai mandi, Ia yang tidak mengetahui adanya Ivo danDicky langsung keluar kamar menghampiri
Eldo dan Omex dengan memakai kaos panjang putihbergambarkan kucing yang pernah diberikan oleh Dicky semasa pacaran dulu.Hahh.. Kii-chan ada disini? Gumam Niaw... Semuanya melihat Niaw dengantersenyum, terkecuali Dicky yang menatap Niaw dengan sebelah mata.. Baju itumasih kau pakai? Apa tidak akan membuatmu merindukanku? Pikir Dicky..

"Ni-chaaaan.. Aku sangatmengkhawatirkanmu" Peluk Ivo. Niaw pun membalas pelukan, "Maaf yah,aku jadi membuatmu khawatir Vo-chan" ucap Niaw tersenyum, lesung pipinyaterlihat, membuat Omex semakin terpesona melihatnya.. "hey hey.. Sudahjangan berpelukan terus, apa kalian tidak memperhatikan wajahku yang memelasmenginginkan pelukan Ni-chan, hahaha" Seru Omex membuat suasana menjadihangat dan ramai. Niaw dan Ivo masih berdiri, "Adasesuatu yang ingin ku sampaikan kepada kalian" seru Niaw, Eng...!!Semua menatap Niaw, terkecuali Dicky, "Apa yang ingin kau sampai kankepada kami?" tanya Ivo, "Sepertinya aku akan putus sekolah dan mulaibekerja" ucap Niaw mengejutkan semuanya, Eldo dan Omex berdiri karnaterkejut, sementara Dicky pura-pura tak mendengar, "Ta-tapi kenapa?"tanya Ivo, "Ayahku sudah tidak mengirimkan uang padaku.. Lantas, aku akanbayar uang sekolah dengan apa? Aku sudah memikirkan ini matang-matang, akulebih baik berhenti saja" jelas Niaw, setelah mendengar penjelasan Niaw,semuanya terdiam dalam keadaan sedih, Ivo, Eldo dan Omex memeluk Niaw,sementara Dicky tetap duduk santai di sofa dengan pandangan hampa ke jendela..apakah kau tidak mau memelukku Kii-chan? Hiks.. Gumam Niaw dalam hati..
Ingin rasanya aku memelukmu, tapi itu tidak akankulakukan, sementara kita sama-sama ingin melupakan, walau pun hati rasanyasudah ingin menjerit.. Pikir Dicky, sikapnya yang dingin itu menambah keyakinanNiaw kalau Dicky memang sudah tak lagi memperdulikannya.

Tobecontinue
File 9
>>>>>>>


TOGETHER STORY
#Volume 1
File 9
~Solusi~
Author: Niaw Shin'Ran

"Mungkin semuanya akan baik-baik saja,semoga"

Present..

Tok Tok Tok!
Terdengar suara orang mengetuk pintu rumah Niaw,semua mata tertuju pada pintu itu dan penasaran siapa orang yang ada dibalikpintu.. Kreekk.. Niaw pun segera membukakan pintu, sementara yang lain dudukmanis, "Wah.. Guru Edot, Mari silahkan masuk" seru Niaw, semua matatertuju pada Guru Edot dengan tatapan penuh tanda tanya, "Hay semuanya..Wah ramai sekali ya disini" ujar Guru Edot sambil tersenyum kuda,"Mau apa Guru kesini?" tanya Omek tak suka, "Saya khawatir samaNi-chan atas kejadian tadi, makanya saya datang kesini langsung"jawabnya.. CIHHH!! Aku tak percaya padamu.. Kesal Omex dalam hati. Ivo dan Niawtengah berada di dapur menyiapkan makanan ringan, Ivo bebisik kepada Niaw"Ni-chan, sepertinya Guru Edot benar-benar suka padamu, hehe" Ivomenggoda Niaw, "Kau ini, Guru Edot bersikap sebagai seorang guru kepadamuridnya saja kok, wajarkan?" jelas Niaw, Ivo hanya manggut-manggut dantak lagi sotau.

"APAH?? Ni-chan akan berhenti sekolah danmemilih untuk kerja?" tanya Guru Edot terkejut
"Ya, Ni-chan akan berhenti karna alasan yangku jelaskan tadi." sahut Eldo, sementara Omex dan Dicky menatap curigakepada Gurunya itu.. Aku tidak mungkin membiarkan wanita yang kusukai menderitaseperti ini, apalagi Ni-chan adalah muridku sendiri.. Gumam Guru Edot,"Lalu apa yang harus kita lakukan untu membantu Ni-chan guru?" tanyaEldo, "Kurasa Ni-chan harus tinggal di rumah saya" jelas Guru Edotmemberikan solusi yang membuat Omex naik darah, "APA-APAAN ITU? Aku tidaksetuju!! Itu bukan solusi yang tepat" Geram Omex kepada Guru Edot. Eng..!! Dickyhanya terdiam tak mau mendengarkan perdebatan. Eldo membungkam mulut Omex agardiam, "Emm. . Em. . Le. . Pas.."... "Diamlah!!" bentak Eldokepada Omex, dan Omex pun menuruti apa kata Eldo. Eldo menanyakan solusi dariGuru Edot tadi "Kenapa harus tinggal di rumah Guru? Kenapa tidak tinggaldi rumah salah satu dari kami saja?" tanya Eldo dan memberi pendapat,"Di rumahku!!" Sahut Omex menyambar, "Tidak!! Saya rasa Ni-chanakan lebih baik tinggal di rumah Vo-chan untuk sementara waktu, sampai AyahNi-chan kembali ke Jepang" ucap Guru Edot penuh wibawa, Eldo dan Omexsaling pandang dan manggut-manggut sebagai tanda kalau mereka setuju. "HeyDicky!!Kenapa kau diam saja??apa kau tidak perduli lagi sama Ni-chan?"tanya Omex dengan nada selow namun menyindir, "Hemm.. Bukankah sosulinyasudah di temukan? Aku cukup tahu saja, lagi pula pemikiranku sama kok denganGuru Edot" seru Dicky, "Tapi kau jangan diam saja seperti tikus yangterperangkap!!dasar Bodoh!!" maki Omex, "Hey!!tidak ada yang bolehmengatakan Bodoh kepadaku selain diriku sendiri tau!!" geram Dicky..AAARRRRGGGGG......!! Omex dan Dicky pun memanas dan saling mencaci maki.
"KAU BODOH!"
maki Omex
"KAU YANG BODOH!"
Balas Dicky
"KAU SUPER BODOH!"
Tambah Omex
"DAN KAU RAJA BODOH"
Geram Dicky

"Hentikan!!kalian berdua membuatkupusing!!" Teriak Ivo yang mendengar pertengkaran Omex dan Dicky, Ivomenyumpal mulut Omex dengan sepatu, sementara Dicky disumpal dengan kain lapyang dibawa Ivo dari dapur, setelah itu terdengar suara gelak tawa dari Ni-chanyang cukup langka, dan membuat semua pasang mata melihatnya.

Tobecontinue
File 10
>>>>>>>>
TOGETHER STORY
#Last Volume1
File 10
~Harapan terbesar~
Author: Niaw Shin'Ran

"Nyamannya dalam dekapan keluarga yang utuh"

Present..

"HAHAHAHAHA, Ups!" Niaw berhentitertawa"Ma-maaf, aku tidak ada maksud untuk mentertawakan kalian semua,maaf ya" Ujar Niaw merunduk-runduk meminta maaf, melihat kepolosan Niawyang terlalu perasaan akhirnya Malah Niaw yang ditertawakan, Eng..!! Niawterdiam dan hanya tersenyum, pipinya merona merah karna malu. Omex melemparsepatu yang disumpalkan Ivo ke dalam mulutnya ke pojokan pintu, Hua. . Hua..Hua. . Napas Omex tak beraturan, sementara Dicky terlihat salah tingkah ketikaditertawakan oleh Niaw tadi, Dicky pun malu karna duduknya sedikit menunggingkarna kejadian bertengkar dengan Omex tadi.
Ah..Sial!!kenapa ini bisa terjadi padaku, inigara-gara si Omex bodoh itu, aku jadi menahan malu dihadapan Ni-chan.. GerutuDicky dalam hatinya.

"Ni-chan, saya harap malam ini dan malam-malamberikutnya km tinggal di rumah Ivo Saja ya" jelas Guru Edot, Niaw dan Ivotak mengerti kenapa Guru Edot bicara seperti itu. "Apa maksudnya? Aku kan punya rumah, dan inirumahku, kenapa harus tinggal di rumah Vo-chan" tanya Niaw bingung,"Iya, kenapa Guru?"Tanya Ivo juga. Lalu guru Edot pun menceritakansemuanya, Niaw dan Ivo pun mengerti. "Tapi, apakah tidak merepotkanmu,Juga paman Choky dan Bibi May, Vo?" tanya Niaw mengarah ke Ivo, Ivo punmenyeringat sipit"hehe, ya tentu saja tidak, justru aku senang kalau kaumau tinggal bersamaku Ni-chan" Jelas Ivo, Niaw pun memeluk Ivo tandaterimakasih karna sudah perduli padanya. "Hah.. Lagi-lagi bukan aku yangdipeluk Ni-chan" keluh Omex.

**
Di kediaman Ivo.
"Wah.. Jadi Ni-chan boleh tinggal bersamakita?"tanya Ivo kepada Choky dan May, sementara Niaw yang mendengarnyahanya tersenyum simpul. Choky yang sedikit mata keranjang sesekali mengedipkanmata ke arah Niaw, Dan itu membuat Niaw sedikit risi. "Ni-chan, kau janganperdulikan sikap Ayahku itu, laki-laki itu memang sedikit mata keranjang, ayokita masuk ke kamarku" seru Ivo membuka Aib choky kepada Niaw,"Hahaha, Iya. ." seru Niaw. Beberapa baju yang Niaw bawa sudahdirapihkan ke dalam lemari, Niaw terdiam, Ia teringat akan sesuatu, yangmenyangkut dengan masa depannya..
Bagaimana dengan kelanjutan sekolahku nanti? Akusedikit ragu untuk mencari pekerjaan.. Ya tuhan aku harus bagaimana?.. PikirNiaw. Tiba-tiba saja May menerobos masuk ke dalam kamar Ivo dan melihat Niawsedang menghapus air matanya, May pun mendekati Niaw dan bertanya"Kaukenapa Ni-chan? Adamasalah? Cerita sama bibi"tanya May, "Ah tidak bi, aku hanya teringatakan Ibuku yang sudah tiada" jelas Niaw, "Hemm.. Jangan bersedih,anggap saja bibi ini adalah Ibumu, dan Bibi pun akan menganggapmu sebagai AnakBibi sendiri" ucap May dan merangkul Niaw, Ivo yang melihatnya tersenyumsenang. "Kalau boleh Bibi tahu, kamu punya harapan apa untuk ke depannyananti?" tanya May, "Harapanku untuk sekarang ini adalah bisamelupakan seseorang dan bisa mendapatkan Ijazah SMA-ku" jelas Niaw, Mayhanya menggangguk tak berkata lagi, May sudah tahu semuanya dari Ivo, terutamatentang Sekolahnya.

Pukul 23:00

"HOAAAMMMSS..." Choky keluar darikamarnya menuju ke kamar mandi untuk Buang air kecil, selesai dari kamar mandi,Choky menghampiri kamar Ivo dengan sangat pelan-pelan, tak ada maksud untukmengintip, hanya saja kegatelannya mulai kambuh"Kira-kira Ni-chan sudahtidur belum ya? Xixixi. . ." celoteh Choky pelan, lalu Kembali kekamarnya. Belum sempat Choky membuka pintu kamarnya, May sudah melempar bantalke muka Choky, Choky pun terjatuh lalu segera bangkit, "APA-APAAN KAU MAY?"tanya Choky kesal, "Aku tahu apa yang kau lakukan tadi, jadi menjauhlahdari kamarku!!" Sembur May. Jebrugg..!! May menutup pintu kamar danmenguncinya rapat-rapat. Sementara itu Choky hanya gigit jari.

Tamat.

Nex Volume 2
File 11 s/d 20
Author : Tatang Wirawan Edotukapsul.

So stay update.. Hehe

Jumat, 08 November 2013

CERPEN:~Kekecewaan~


Present..


"Benarkah?" sahut Sari bahagia saat Ia tahu pujaan hatinya telah kembali ke tanah air. Ia langsung berdiri di depan cermin untuk merapihkan rambutnya sebelum akhirnya Ia memutuskan untuk menemui Ardi, sang pujaan hati sekarang ini juga"Semoga dia tidak lagi mengacuhkan aku, kepergiannya selama dua tahun yang lalu adalah waktu dimana aku berusaha untuk merubah penampilanku menjadi lebih baik lagi dimata Ardi, rambut bondolku sudah terurai panjang, beberapa tindikan yang ku pasang sudah ku hilangkan, juga kebiasaan merokok pun sudah ku hentikan, itu semua demi Ardi, dan sekarang aku akan tunjukan kepadanya kalau aku pun bisa menjadi perempuan yang cantik, Ya!" celoteh Sari dalam hatinya lalu bergegas keluar dari kamarnya dan berlari menuju rumah Ardi yang memang tidak lain adalah tetangganya sendiri.

"Sariiii.. Tunggu!!" langkah sari terhenti pas didepan pintu keluar, Lastri, kaka perempuan Sari memanggilnya dan menghampirinya dengan membawa kardus kotak berwarna putih lalu diberikannya kepada Sari, Sari pun keheranan dengan apa yang diberikan oleh Kakanya itu "Apa ini ka?" tanya Sari.

"Itu kue untuk kamu berikan kepada Ardi, kamu harus tampil sempurna ya dimata Dia, kaka yakin Dia gak akan acuhin kamu lagi, semangat!"
seru Lastri menyemangati Sari. Sari terharu melihat keperdulian Lastri kepadanya
"Makasih yak kak, aku akan tunjukin ke kaka dan semua orang kalau aku juga pantas untuk dicintai, sudah ya, Sari kerumah Ardi dulu, dah kaka.." ucapnya menyeringai dengan senyuman. Hemm.. Lastri hanya bisa membalas senyuman Sari diiringi dengan hembusan nafas pendek "Tolong Ardi.. Jangan kau buat Sari patah hati untuk yang ke dua kalinya" ucap Lastri dalam hati.

**
[13:00]

"Selamat sore" ujar Sari seraya Dia memasuki rumah Ardi. Tatapan Sari jelas tertuju pada Laki-laki pujaan hatinya itu, jantungnya berdebar kala langkah kakinya semakin dekat dan dekat sekali dengan Ardi. Sari tak menyangka akan melihat sang pujaan hatinya kembali, Ia merasa harapan untuk mencintai yang hampir musnah telah merekah kembali seraya dilihat senyuman dan tatapan Ardi tertuju padanya, Sari pun tersenyum simpul lalu mendekati Ardi "Hayy.." Sari mencoba menyapa Ardi, namun Ardi hanya menyerenggut merasa baru melihat sosok seorang Sari yang penuh dengan perubahan itu.

"Hayy.. Siapa ya?" tanya Ardi. Sari pun tersenyum manis dan terlihat Ardi menyukai senyuman Sari itu

"Aku.. A-aku.. Sari" jelas Sari, sontak membuat Ardi kaget lalu menatap Sari tajam "Kenapa? Ada yang aneh sama penampilan aku?" tanya sari

"Sari? Ka-kamu... Kamu Sari?" tanya balik Ardi, Sari pun mengangguk "Ahaha.. Kamu cantik banget, sumpah! Aku sampai gak ngenalin kamu loh" serunya

"Ya tuhan.. Apakah Ucapan Ardi itu benar-benar jujur? Apakah ini awal pertemuan yang baik?" pikir Sari, lalu diberikannya kue tadi kepada Ardi "Ini buat kamu, titipan dari kak Lastri" disodorkannya kue itu kepada Ardi

"Lastri? Sudah lama sekali aku tak menemuinya, Aku kangen banget sama dia" celoteh Ardi dalam hatinya "Terimakasih ya, jadi ngerepotin, hehe"

"Gak apa-apa kok, Kak Lastri emang lagi senang bikin kue, di rumah masih banyak"

"Oyah? Wah.. Dia memang kreative ya" puji Ardi untuk Lastri. Tak lama Sari pun memanfaatkan waktu berdua itu untuk membicarakan sesuatu yang sudah lama ingin disampaikan

"Ardi.. Apa kamu suka sama penampilan aku sekarang ini?" tanya Sari serius

"Ya jelas suka lah, kalau kaya gini kan jadi enak dipandang, cantik, manis, pokoknya sempurna"
puji Ardi

"Kalau begituuu, emm.. Kamu mau kan jadi pacar aku?" diam sejenak, Ardi pun terdiam "Dulu kamu tolak aku karna penampilan aku yang tidak jelas, aku perokoklah, rambut dan dandanan aku pun kaya laki-laki. Sekarang aku sudah cantik, Kamu mau kan?" tanya Sari dengan wajah memelasnya. Ardi masih terdiam, dalam hatinya Ia berceloteh "Apakah aku harus jujur sekarang?"
tanya Ardi pada hatinya

"Kamu mau kan?" tanya Sari lagi. Ardi menghela nafas dan bertekad untuk berkata jujur kepada sari "Sari.. Sebenarnya aku gak mau nyakitin hati kamu untuk yang ke dua kalinya, tetapi wanita yang aku cintai itu adalah Lastri, kakamu Sari" jelas Ardi yang membuat Sari terpaku dalam keadaan menangis. Jelegeeer..!! Suara petir menyambut kesedihan Sari, pelan-pelan Ia berjalan kebelakang menjauhi Ardi, kini Sari berlari keluar dalam keadaan Hujan yang cukup deras. Ardi tidak bisa menghentikan Langkah Sari yang begitu cepat " SARIII.. MAAFIN AKU" teriak Ardi.

**
[14:00]

"Aaaa...." Bruukk!! Teriakan Sari mengagetkan semua orang yang berlalu lalang di jalan. Sebuah Truk besar membanting tubuh sari hingga jauh. Darah yang bercampur air mata dan hujan pun menjadi satu membasahi tubuhnya. "Aku gak akan ngelupain pertemuan terakhir tadi Ardi, walau pun hanya satu jam saja, tetapi itu semua amat teramat indah, biarlah kekecewaan ini kubawa sendiri kedalam keabadian.. Ah.." Sari pun menghembuskan nafas terakhirnya dengan membawa kekecewaan yang cukup mendalam.

The-And

Nia Kurnia Sari
Bogor, 09 November 2013

CERPEN:~Candy Foxi~



Candy Foxi
 Present..

[-24:00-]
Waktu menunjukkan pukul jam dua belas malam didunia siluman, ini waktunya untuk Candy Foxi, seorang remaja perempuan cantik berumur 15 tahun yang hidup diatas tahta kerajaan kedua orang tuanya, yaitu Raja Rully Foxi dan Ratu Liza Foxi. Candy harus bangun dini hari karna perintah kedua orang tuanya untuk meminum ramuan yang telah disiapkan dimeja didekat tempat tidur mewahnya.
"Aku bosan dengan minuman ini! Kenapa tidak susu saja? Kenapa harus minuman pahit ini yang selalu Ibu berikan untukku? Lebih baik malam ini aku tak usah meminumnya, kubiarkan saja" celotehnya, lalu Candy tertidur kembali. Candy lupa akan kata-kata Ibu dan Ayahnya yang pernah mengatakan sesuatu yang sulit dimengerti olehnya.

flashback#on

Lima tahun yang lalu menurut hitungan tahun di kerajaan

"Jangan sampai Candy tahu yang sebenarnya Istriku, susah payah kita mengambil anak manusia ke masa depan untuk dijadikan tumbal sang Maha Foxi, agar disaat para manusia datang ke masa depan, kita sudah menguasai seluruh jagad raya ini" seru sang Raja yang sangat tampan dan rupawan, namun dibalik semua itu Dia adalah Makhluk yang sangat menyeramkan, yakni Siluman Srigala
"Kalau sampai Candy tahu yang sebenarnya, maka Dialah manusia pertama yang akan memusnahkan kita" lanjut sang Raja menegaskan Ratunya. Sang Ratu pun tersenyum sinis dengan memperlihatkan ramuan racikannya kepada sang Raja"Lihatlah Suamiku! Aku sudah menciptakan ramuan untuk Candy agar Dia lupa akan yang sebenarnya, Hahaha.." Tertawa jahat sang Ratu terdengar oleh Candy yang tak sengaja melintas dikamar rahasia mereka. Dengan polosnya Candy pun masuk dan bertanya"Apakah ada yang lucu?" tanya Candy. Sang Raja dan Ratu pun terlihat panik, lalu segera menyembunyikan ramuan itu.
"Candy sayang, kenapa kau masuk kekamar rahasia Ayah dan Ibu nak?" tanya sang Ratu sembari mengelus rambut Candy, sementara kuku-kukunya mulai memanjang kala jemarinya menyentuh pundak Candy, hanya beberapa detik saja, lalu kembali seperti semula layaknya kuku-kuku seorang manusia.
"Aku cuma ingin tahu apa yang sedang Ibu dan Ayah lakukan di sini" ujar Candy

"Sebaiknya kau tak usah tahu, karna ini adalah pembicaraan orang dewasa. Tidurlah, pukul dua belas malam nanti kau harus bangun, Ibu akan menyiapkan minuman khusus untukmu, kau harus meminumnya, karna kalau tidak, kau akan mimpi buruk!" tegas sang Ratu dengan nada yang menakuti. Candy hanya menganggukkan kepalanya lalu pergi kekamarnya dan tertidur.
"Mimpi buruk apa yang kau maksud Istriku?" tanya sang Raja

"Mimpi buruk bukan untuknya, tetapi untuk kita. Karna ingatannya akan pulih jika Candy terus bermimpi. Ramuan yang diminumnya nanti akan menggelapkan impiannya, dan..tanpa Candy sadari ramuan itu pun akan membuat sekujur tubuhnya perlahan lahan berbulu srigala seperti kita, dengan begitu, sang maha Foxi pasti akan sangat menyukainya, Foxi berdarah manusia.. Hahaha"
jelas Sang Ratu. Tanpa berpikir panjang lagi Sang Raja pun ikut tertawa bersama Ratunya.

Flashback#off

"Kau seharusnya tidak hidup dengan mereka Candy, kembalilah ke masa lalumu, karna belum saatnya kau tumbuh menjadi seorang remaja, hancurkan! Hancurkan mereka.. Kau adalah Manusia" ucap seorang perempuan yang dikelilingi oleh cahaya, lalu memberikan sebuah robekan kertas yang bertuliskan 'TEKA-TEKI DI MASA LALU' dan di bawah tulisan itu ada gambar lukisan yang menyerupai lukisan yang ada dikamar rahasia kedua orang tuanya"Aaaa...!!" Candy pun terbangun dari mimpinya lalu bergegas menuju kamar rahasia itu

Tap.. Tap.. Tap..
Langkahnya pelan, mulutnya beberapa kali menelan ludah. Kreeek.. Dibukanya secara perlahan Pintu kamar itu. Matanya langsung menatap lukisan yang terpajang didinding kamar itu, tetapi Candy kebingungan, lantas apa yang akan dilakukannya sekarang.
"Lukisan ini benar-benar indah.." seru Candy, Ia menyentuh Lukisan itu, namun tiba-tiba saja lukisan itu menghilang. Kini yang dilihatnya adalah sebuah laci.
"HAH? Ada laci didalam tembok? Tapi kenapa harus disembunyikan dibalik lukisan tadi? Ahh.. Aku penasaran, ada apa si didalam laci itu" dengan cepat Candy menarik laci itu dan ditemukannya sebuah buku tua yang bertuliskan 'TEKA-TEKI DI MASA LALU' dan beberapa bait tulisan yang ditulis dengan tinta Emas. Lantas Candy pun membacanya
"MenotFox MenotFox, Oven Book And MenotFox, MeisPeople, MeveDream, MeveLive, and Oven Book couse MenotFox" dengan Ajaibnya Buku itu terbuka dengan Cahaya yang menyilaukan. Candy masuk ke dalam buku itu lalu menghilang bersama cahaya pergi ke dunia manusia dimana semestinya Dia berada bersama keluarga yang sangat merindukannya.

Seluruh Kerajaan Foxi Bergunjang hebat. Sang Maha Foxi murka, Raja dan Ratu Siluman Srigala pun berteriak dan mengatakan
"FOXI MUSNAAAAH.."

THE-AND


Nia Kurnia Sari
Bogor/07/11/2013

Sabtu, 02 November 2013

CERPEN:~Dua Kejadian Tengah Malam~


 Present...

Malam pertama

00:00
JELEGERRR!!

"Emaaaaakk..."
Teriak Udin yang berlari ketakutan mendengar suara petir yang berlalu lalang di langit tengah malam. Ia berlari ke kamar Emaknya dan langsung Memeluknya "Heh Udin! Lu kenape si maen masuk kamar Emak aje? Kebiasaan lu ye.." merongos Emaknya Udin.

"Aduh maaf deh Mak, Mak kan tau kalau Udin paling takut sama petir" jelas Udin, Ia masih memeluk Emaknya"Mak, Mak??" tanya Udin.

"Ape?" jawab Emak simple

"Emak suka denger ada yang panggil-panggil nama Udin gak Mak?" bisik Udin di telinga Emaknya

"Ah! Gak pernah tuh Din, emang kenape?" tanya Emak serius. Lalu Udin pun mengajak Emak ke luar kamar menuju ruang depan"Mau ngapain si lu ngajakin Emak ke sini Din? Emak ngantuk nih Din" ujar Emak sambil menguap. Udin membuka jendela, dilihatnya langit gelap ditambah gerimis yang menghalangi pandangannya ke arah pohon pisang yang berjajar di depan rumahnya.

"Din, ape lu gak takut ngintip-ngintip gitu keluar? Kalau tiba-tiba ada Kuntilanak nongol gimana?" celoteh Emak. Lantas Udin pun ketakutan dan langsung menutup tirai jendelanya
"Astagfirullahalazim Mak, kalau ngomong jangan sembarangan dong Mak, bikin Udin jantungan aje" ujar Udin sambil mengelus-elus dadanya. Tuing!!! Emak mengkemplang kepala Udin"Abis lu ngapain ngintip-ngintip gitu Udiiiin?" sewot Emak

"Aduh Mak!! Dengerin dulu penjelasan Udin, hampir setiap tengah malam Udin ngedenger ada yang panggil-panggil nama Udin Mak!!" jelas Udin

"Ah, yang bener ni Din? Manggilnya kaya gimana si Din?" tanya Emak lagi

"Haduh Emak pake nanya lagi, ya manggilnya manggil nama Udin, Bukan nama Emak, gini nih, Udiiiin sini Diiin.. Bukan Sutriii sini Trii"

Tuiiing!! Emak mengkemplang lagi kepala Udin"Heh Udin, Lu ngeledek nama Emak ye.. Gak tau sopan santun lu jadi anak" merongos Emak. Udin hanya bisa garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Setelah itu Emak mengajak Udin duduk di sebelahnya
"Din, Din..?" tanya Emak

"Iya Mak, Kenape?"

"Sebenernya si Emak juga sering ngedenger ada yang manggil-manggil nama Emak tiap malem" serius, pengakuan Emak. Udin pun keheranan
"Hah? Yang bener Mak? Kaya gimana Mak manggilnya?"

"Ya kaya lu tadi, yang pasti yang dipanggil itu nama Emak, bukan nama lu!"

"Yee Emak, Gitu aja pake dibanggain segala, Udin juga dipanggil-panggil kok!" jelas Udin. Tak lama kemudian Udin dan Emak terdiam, memikirkan sesuatu yang memang ada sedikit keanehan.

"UDIIIINN... EMAAAKK.."
terdengar ada suara seram memanggil nama Udin dan Emak. Mereka pun ketakutan dan saling berpelukan. Udin mengajak Emak untuk berjalan mundur menuju kamar dengan sangat pelan-pelan. Mereka hanya memperhatikan ke arah jendela tanpa memperhatikan samping kiri dan kanannya atau pun dibelakang mereka. Udin dan Emak masih berjalan mundur menuju kamar. Langkah mundur udin terhenti ketika bokongnya menyentuh sesuatu" Mak, Mak ngapain berhenti si Mak? Cepetan jalan Mak, Udin udah takut banget nih" jelas Udin tanpa melihat Emak di belakangnya"Mak, Mak kok diem aje si Mak, Mak mau Udin kentutin?" , Emak sama sekali tidak menjawab

"Emak kok diem aje si? Jangan-jangan Emak tidur lagi, wah.. Gak beres ni,, sesekali gue kerjain ah..hehe"
celoteh Udin dalam hatinya, padahal yang sedari tadi bersamanya itu adalah Pocong.

TUUUUUUUTCeuuuss...
Udin pun mengeluarkan gas beracun. Tak lama kemudian Bokongnya terasa tak lagi menyentuh apapun
"Tukan, kentut gue emang paling Manjur, Emak kalau mau tidur di kam..." ucapan Udin terhenti ketika ia melihat kebelakang sudah ada Pocong yang kejang-kejang dan berkata
"Udin sialan lo.. Gue dikentutin sampe kaya begini" ujar si Pocong. Udin hanya ternganga ketakutin, tubuhnya gemetaran, keringat pun bercucuran, sulit bagi Udin untuk berteriak sampai akhirnya Udin mendadak gagap
"PO. . PO. . PO. . PO. . PO. ." ucap Udin. Sampai akhirnya pagi pun menjelang, yang diucapkan Udin hanya itu dan itu saja 'PO dan PO'.
**
Ternyata si pocong masih kejang-kejang ditempat kejadian yang tepatnya di depan pintu kamar Emak Udin. Tak lama kemudian Emak pun keluar kamar, Langkah kaki Emak begitu kencang dan kuat, hingga pada saat Emak melangkah kan kaki kanannya ke depan, Kepala si Pocong pun tak sengaja tertendang, Emak pun kaget dan Syok, sementara itu si Pocong berteriak

"WADAWWWWWWW"

**
Malam ke dua
00:00

"Tik tak tik tak tik tak"
Suara jam dinding terus berputar, suaranya semakin jelas terdengar kala malam ini semakin larut semakin sepi. Udin dan Emak yang sedari tadi tidak bisa tidur mengisi keheningan malam ini dengan mengobrol"Mak, kayaknya kite mesti pindah deh dari rumah ini Mak" Jelas Udin serius, matanya tak henti-henti memperhatikan tirai jendela yang sedikit terbuka"Rumah kite semakin hari semakin serem aje Mak, gimana Mak?" lanjut Udin bertanya. Sementara Emak berpikir, Udin berjalan menuju tirai jendela yang terbuka itu bermaksud untuk menutupnya. Ketika Udin hendak menutup tirai jendela itu, ia merasa penasaran dengan sesuatu yang terdengar menderik diluar rumah, lalu..

"EMAAAAK.. Mak apaan tu Maaaaak!!??" Teriak Udin melompati Emaknya sendiri. Dengan kagetnya Emak pun menjewer kuping Udin"Dasar lu anak kurang ajar, Kepala Emak hampir lu sepak begini, lu pikir bola tendang Apah??" Merongos Emak

"Aduduh Mak sakit Mak.. Itu diluar ada apan Mak?"tanya Udin sembari melepaskan tangan Emak yang menjewer dikupingnya

"Ada apaan Emang? Jangan-jangan Pocong pea yang Emak tendang kemaren yak?"

"Yang Udin kentutin itu mak?" tanya Udin lagi

"Yaiyak, yang mana lagi kalau bukan yang entuh" sahut Emak. Perlahan-perlahan Udin dan Emak mengintip dari jendela, tak ada yang mereka lihat kecuali banyaknya pohon pisang.
Treg Treg Treg Treg...
Tak lama terdengar suara menderik tidak jelas dikamar Emak, lantas Udin dan Emak pun saling bertatapan penuh tanya, Emak menarik tangan Udin untuk melihatnya"Ayo Din, kite liat, ada apaan tuh dikamar Emak, jangan-jangan ada yang mau maling lagi Din.."

"Ah Emak, Liat aje dah sendiri, Udin kan belum kawin, Udin takut dibunuh sama tu maling"

"Oh, jadi beneran ada maling Din, kok lu tau Din?" tanya Emak polos

"Yaudah sanah Mak diliat dulu aje, Udin tunggu di sini yak"

"Yaudah deh,, doain Emak yak biar tu maling gak ngapa ngapain Emak" lalu emak pun masuk ke kamarnya.

Lima belas menit kemudian..

Udin merasa khawatir dengan Emaknya yang sedari tadi tidak kembali keluar, sementara suara menderik itu masih terdengar
"Haduh.. Emak ngapain aje si di dalem? Tidur ape mati yak? Aduh kok gue jadi parno begini yak.. MAAK. . EMAAK. . Emak tidur yak Mak?" teriak Udin memanggil Emak. Tetapi yang keluar kamar bukanlah Emak, tetapi Pocong yang pernah kejang-kejang karna Udin kentutin.
"Tuh! Emak lo Tepar gara-gara liat gue numpang tidur dikasurnya.. Hoamms" celoteh si Pocong. Udin pun kembali gagap "PO. . PO. . PO. ." begitulah Udin. Tetapi kali ini Udin bisa berlari menuju kamar Emak sementara si Pocong asik bermain-main dengan matanya yang copot.

Udin mendapati Emak terkapar tak berdaya dilantai, anehnya, Mata Emak tidak terpejam, melainkan melotot dengan lidah yang menjulur keluar, Udin pun teriak dan menangis "EMAAAAK.. Jangan tinggalin Udin, Tu pocong emang keterlaluan udah bikin Emak mati kaya orang ayan begini.. T_T .. Mak bangun Maaaak" Udin terus menerus menangis dan menyalahkan si Pocong atas kejadian yang menimpa Emaknya. Sudah hampir satu jam Udin menangis dihadapan Emak dan membiarkan Emak masih terkapar dilantai. Isak tangis Udin ditertawakan oleh si Pocong, namun tidak Udin tanggapi. Dan tiba-tiba saja..

"Udin.. Waktunya shalat tahajud.. Anterin Emak ke sumur yuk ambil air wudhu" jelas suara Emak yang tiba-tiba menggema ditelinga Udin. Emak merenkarnasi dari kematiannya atau yang biasa disebut 'Mati Suri' pun berdiri dan menampar Udin yang ternganga kaget melihat kebangkitan Emaknya. Pakkk!! Tampar Emak. "WADAUUU.. Sakit Mak, Mak kebiasaan banget si aniaya anak sendiri, Udah mendingan Emak Mati lagi aje dah" merongos Udin. Mendengar ucapan Udin yang sembarangan itu langsung dipukuli Emak habis-habisan, sementara itu si Pocong masih terus mentertawakan.
"KIKIKIKIKIKIKIK.."

The-And

Nia Kurnia Sari
Bogor/06/11/2013

Kamis, 31 Oktober 2013

PUISIKU ~Manusia Bertopeng~

~MANUSIA BERTOPENG~

Sepertinya mulai banyak orang yang bertopeng
Menciptakan kerutan wajah malaikat yang jauh dari dosa
Menjerat setiap insan yang awam tanpa banyak pengetahuan.

Menjauhkan diri dari keagamaan
Menjauhkan diri dari kenyataan
Menjauhkan diri dari kebaikan
Menjauhkan diri dari hidup yang semestinya penuh dengan kewajaran.

Hadirmu kesesatan
Hadirmu kekerasan
Hadirmu keserakahan
Hadirmu keegoisan.

Murka!
Inginku patahkan tulangmu
Inginku robek baju kebesaran itu
Inginku buang janji yang palsu
Inginku bakar semua topeng-topengmu.

Suatu hari nanti
Atau besok hari kembali
Kan datang pada negri
Pembela bangsa ini.

Nia Kurnia Sari
Bogor/24/10/2013

Senin, 23 September 2013

CERPEN: Satu Kisah Yang Abadi

~Satu kisah yang Abadi~


Masihkah terlena?
Akan semua tawaran cinta yang terlalu membuatmu melupkanku?.. Hanya berharap, mungkin saja dia akan segera berubah

dibebatuan diatas bukit tinggi menjadi tempat paling istimewa, karna aku akan menemukannya disana, Alben..

dia menatapku seolah menatap dinding, bibir tak bicara, mata tak berkedip, tangan tak membelai, dan tak pula kulihat lekukan senyumannya

ingin aku bertanya, mengapa? Tapi aku bosan melakukannya, lagi pula aku pun juga bosan mendengar jawabannya yang hanya itu-itu saja, terlalu sulit untuk dijelaskan!! Katanya.
Hemm.. Biarlah dia tetap menyimpan jawabannya itu, tapi suatu hari nanti aku harus bisa membuatnya move on, entah dari apa, yang kutahu dia selalu terlihat galau

"Ben, muka lo tuh asem banget si, gak pernah terlihat manis didepan gue"
celetukku

"kalau gue pasang muka manis didepan lo, yang ada nanti lo naksir lagi sama gue!"
jelasnya

(gue emang naksir sama lo kok Ben!!)
ucapku dalam hati

dan kembali dia menyamakanku dengan dinding, diam tanpa kata, kaya the masive
~kau diam tanpa kata, kau seolah jenuh padakuu~
ah..lupakan!

"Ben, lo tuh kenapa si? Ah, lama-lama gue bete temanan sama lo, gue gak pernah dianggap sama lo!"
seruku dan beranjak pergi dari hadapan Alben, bete.. Ternyata dia tak juga mau meraih tanganku ketika aku hendak meninggalkannya

(sory Nad, gue gak ada maksud buat nyuekin lo, gue cuma gak mau lo terperangkap dalam kisah rumit ini, karna gue tau..lo suka sama gue)
Alben pun bergumam sembari memandangku pergi walau hanya dengan sebelah mata
*
Sore itu Alben mengajakku untuk bertemu lagi dibukit itu, tadinya aku ingin sekali menolak, tapi apadaya, hatiku memaksa tuk bilang 'ya'

Alben tengah berdiri diatas bebatuan itu, kulihatnya dari belakang, bentuk badannya sungguh indah, apalagi bila kupandangi dari ujung rambut hingga ujung kaki, sempurna

Alben tak menyadari sepuluh menit lamanya aku telah berada dekat dibelakangnya, kuhirup aroma segar bau tubuhnya yang seakan membuatku melayang

(Ben, seandainya lo tahu isi hati gue..)

hanya bisa berharap dan berharap

semoga kelak ia menyadarinya, tanpa harus memaksa, tak mengapa bila aku tak pernah bisa untuk memilikinya.

lima belas menit sudah dalam ketediamanku dibelakangnya, tanpa kusadari aku terhanyut oleh angin disore itu, kupejamkan mata dan berkata, I love you

dia menoleh kebelakang dan mengagetkanku, aku hampir terpeleset, namun tangannya meraih tubuhku

Aaaa.. Teriakku

"Nadya...!!"
serunya

mata kami saling menatap, aku merasakan debaran jantungku yang kian cepat, degdegdegdeg.. Seperti itu

selang beberapa menit, angin liar membuat momen itu terbuyar, pyuuh.. Seperti debu yang tertiup, aku takut tak bisa merasakan momen itu lagi, tapi entahlah!!

"lo,, lo gak apa-apa kan?"
tanya Alben sembari melepaskan rangkulannya

"gak, gue gak apa-apa kok, cuma kepeleset doang"
jawabku sedikit terdiam

"lo kenapa Nad? Ada masalah ya?"

"eumm.. Gak ada kok, yang ada tuh elo yang punya masalah tapi gak pernah mau cerita sama gue!"

"udahlah Nad, gak usah dibahas ya, gue lagi gak pengen galau gara-gara masalah itu"

"masalah? Masalah apa Ben?"
tanyaku serius

"ada deh.. Mau tau aja apa mau tau banget?"
ledeknya dilanjut dengan tertawa

"ikh lo tuh nyebelin banget si!! Nyesel gue udah nyamperin lo kesini"

"yee..ngambeuk, manyun, jelek tau!! Eh, tadi gue denger pas sebelum lo kepeleset, lo bilang I love you.. Buat siapa Nad?"
tanya Alben serius

"ada deh. .mau tau aja apa mau tau banget? Haha. .huuh. .!"
ledekku, aku berlari dari kejaran Alben, senang rasanya bisa tertawa dan bercanda bareng Alben, walau pun Aku belum bisa mengatakan perasaan ini, tapi aku yakin, akan ada saat yang tepat untuk mengutarakan perasaan ini kepadanya

masih dalam kejarannya, hingga akhirnya aku terperangkap dalam pelukannya yang menggelitik

(Ben, gue pengen kita tetap kaya gini dalam satu ikatan..pacaran, lebih bahagianya lagi kalau kita bisa menjadi pasangan yang paling romantis dihadapan banyak orang)
ucapku dalam hati

lalu, tak sengaja kukecup pipi kanannya, aku malu dan terdiam dihadapannya

"lagi dong...hahaha"
ledeknya menggodaku

oh Alben..
Aku begitu menikmati momen indah itu.

Tak terasa malam telah mejelang, dan tak terasa pula kini aku telah berada dirumah, mengkhayalkan kembali momen indah bersamanya dibukit tadi

tanpa kusadari bibir ini melekuk-lekuk serta kugigit bibir bawah karna merasa senang tapi malu, malu-malu tapi mau lagi.. Pikirku.

"itu anak kok senyam senyum sendiri si.. Kenapa ya?"
celoteh ibu dibalik pintu kamarku yang terbuka, lantas ibu pun menghampiriku dan mengagetkanku

"Nad..Nadya..!!"
seru ibu, namun aku tetap tak mau dengar

"Nadyaaa..!"
teriaknya

"ia ia bu.. Kenapa?"...
"ah ibu ni ngagetin Nadya aja deh"
lanjutku

ibu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya

"hem.. Kamu tuh kenapa? Ibu perhatiin kayanya kamu lagi seneng ya? Cerita dong sama ibu"

"ia bu, Nadya lagi seneng banget, akhirnya sekarang Nadya bisa lebih dekat sama laki-laki yang Nadya suka bu"
jelasku

ibu kembali bertanya karna penasaran

"memangnya siapa laki-laki yang kamu sukai itu Nad?"

"Dia.. Sering main kok kerumah bu"

"maksud kamu den Alben?"

"Ya.. Nadya suka sama Alben bu,, kalau begitu Nadya mau tidur dulu ya bu.. Selamat tidur bu"

"ia,, mimpi indah ya sayang"
ibu pun pergi meninggalkan kamarku, namun sebelumnya kulihat ibu sempat menatapku tajam

(Ya tuhan, bagaimana ini? Nadya sekarang suka sama den Alben, sedangkan sedari dulu den Alben sudah dijodohkan oleh kedua orang tuanya dengan Silvia, seorang gadis yang juga sangat dicintai oleh den Alben, apa aku harus memberitahukan semua ini kepada Nadya? Atau aku harus merahasiakannya? Tapi kenapa Nadya tidak tau hal ini? Apa mungkin den Alben belum pernah cerita soal pertunangannya dengan Silvia? Ya tuhan.. Apa yang harus aku lakukan?)
cemas ibu

mau tak mau tahu, sebenarnya aku sangat penasaran dengan sikap Alben yang sering sekali terdiam dan merenung seperti orang yang dilanda kegelisahan, kekhawatiran dan kecemasan yang mendalam
*
sementara itu dikamar Alben..

Dia terlihat sedang menatap sebuah bingkai photo wanita yang terpajang didinding kamarnya, terpampang besar dan mengkilap, entah itu siapa, karna aku pun tak tahu

"kamu apa kabar Vi? Aku sudah sangat merindukanmu,, jangan bilang kalau kamu masih harus lebih lama lagi disana, lihatlah! Cincin ini masih melingkar dijariku, itu tandanya aku akan setia nungguin kamu sayang.. Cepat sembuh ya"
ucap Alben didepan Photo wanita itu dan menangis

tak ada lagi yang dia lakukan dikamarnya selain untu tidur dan memandangi photo wanita itu, aku harap wanita itu tidak lebih cantik dari pada aku

semua tentangmu, Alben, akan aku cari tahu.
Pagi menjelang,
Aku tengah disibukkan oleh beberapa tugas rumah, nyuci, nyapu dan beberapa tugas rumah yang lainnya, aku tak mau lagi terlalu mengandalkan ibu, terkecuali masak, rasa masakanku sangatlah kacau, sangat jauh berbeda sekali dengan rasa masakan ibu

selesai menyapu, lantas kuhampiri ibu didapur
"eummm.. Wanginya enak banget bu, masak apa si?... Wah.. Udang goreng pedas, ini kan makanan kesukaan Nadya bu"
seruku

ibu tersenyum sembari memainkan samurai dapurnya
"ibu sengaja masakin ini buat kamu sayang..
Oiya Nad, Ayah sudah bangun?"
tanya ibu

"sudah kok, sekarang lagi mandi, 0iya bu, kok masaknya banyak banget si?"

"ah masa? Ibu pikir ini cukup buat kita bertiga kok,, heum mungkin sudah lama ibu enggak masak makanan kesukaan kamu seperti ini, maap ya sayang"

"gak apa-apa kok bu,, dari pada nanti gak dimakan karna kebanyakan, gimana kalau aku kasih Alben aja bu, Alben juga suka kan sama udang?"

ibu sedikit terdiam
"den Alben?"

"iya..Alben!"

"eum, yasudah, nanti ibu siapin ya"

"sip.. Kalau gitu Nadya mau mandi dulu ya bu"
seruku

(lagi-lagi den Alben, ya tuhan, aku takut kalau Nadya kecewa)
gumam ibu

dimeja makan..
"bu, nanti ayah agak pulang malam ya, soalnya mau turun barang"
ujar ayah

"ia gak apa-apa kok yah, hati-hati ya.. Jangan lupa bekalnya dibawa buat makan siang disana"
ucap ibuku

"ia bu,, Nadya, kamu jagain ibu dirumah ya, awas kalau kamu terlalu lama keluar rumah"
seru ayah menatapku yang sedang asik menyantap makanan

"ia ayaaaah.. Tenang aja, Nadya akan selalu jagain ibu.."

"dasar kau ini.. Yasudah bu, ayah berangkat dulu ya,, assalamualaikum"

"waalaikum salam"
seruku dan ibu

dan aku pun segera meminta izin keluar rumah untuk mengantarkan makanan kepada Alben
"bu, Nadya pergi kerumah Alben dulu ya, gak enak kan kalau makanannya keburu dingin"

"ia.. Hati-hati ya sayang"

mengapa ada perasaan takut ketika aku pergi dari rumah untuk kerumah Alben, rasanya setelah ini aku akan menangis
*
sampailah aku dirumah Alben, tak kulihat ada satpam didepan rumahnya, lantas, tanpa ragu aku pun melewati pagar rumahnya

rumahnya bagus, mewah, dan sangat besar, pantas saja dulu ibu betah bekerja disini, pikirku.

Ting Tong..
Kutekan bell pintunya

yang terlihat didepan mataku adalah Tante Mila, mamahnya Alben, ia memang sudah mengenalku dari cerita ibuku, tanpa segan lagi tante Mila pun langsung menyapaku dengan baik
"Nadya... Apa kabar? Masuk yu"
tanya tante Mila

"kabar Nadya baik kok tante, tante sendiri?"

"tante juga baik-baik aja kok"

kulihat seisi rumah terlihat sepi
"tante, yang lainnya pada kemana ya? Kok sepi"
tanyaku

"suami tante kan kekantor"

"Alben? Alben kemana tante? Aku bawain makanan buat dia dari ibu"

"itu dia yang lagi tante pikirin, masalah Alben Nad!"

"masalah? Memangnya Alben punya masalah apa tante?"
tanyaku penasaran

"ceritanya rumit, dan dari semalam tadi Alben tidak keluar dari kamarnya"
jelas tante Mila

aku terdiam memikirkan cerita tante Mila yang seolah-olah membuatku harus mencari tahu masalah itu
(sebenarnya Alben punya masalah apa si? Bukan kah kemarin sore dia terlihat gembira main sama gue.. Hem.. Lo tuh kenapa si Ben?)
gumamanku

sedari dulu ingin sekali aku memaksa Alben untuk menceritakan masalahnya, tapi aku tak punya hak untuk memaksanya, dan inilah suatu kesedihan untuk menjadi seseorang yang tidak punya hak apapun untuk Alben

sungguh menyedihkan

Apa mungkin ini adalah saat yang tepat untuk aku lebih memberikan perhatian kepada Alben? Pikirku..

Lalu aku meminta izin kepada tante Mila untuk masuk kekamarnya Alben yang katanya tidak terkunci, tak kulihat ada Alben ditempat tidurnya atau pun duduk dikursi depan komputernya, hening, sangat hening

aku mencoba lebih melangkahkan kakiku kedalam kamarnya, kulihat ada seseorang yang termenung disudut sana, ya.. Alben, itu Alben, sedang apa dia disana? Pikirku lagi

kuhampiri dia dengan pelan, kuarahkan tangan ini ke kepalanya yang tertunduk, tapi belum sempat kusentuh Alben telah menyadari kedatanganku

"Nadya.."
ucapnya pelan

"Ben.."
seruku penuh tanda tanya

tiba-tiba Alben memelukku erat sembari menangis, aku tak tahan mendengarnya, sampai akhirnya aku pun meneteskan air mata dipundaknya

"Ben, kenapa lo bisa kaya gini, cerita sama gue Ben"

Alben tak menjawab

"Ben, Ben jawab Ben, gue tuh gak bisa terus-terusan liat lo kaya gini, gue sayang sama lo dan gue cin.."
ucapku terhenti saat akan mengatakan cinta

"Nad, gue pengen lo temenin gue kebukit"
pintanya

"Tapi Ben.."

"Nad, gue pengen nenangin hati gue disana, kalau lo gak mau temenin gue biar gue yang pergi sendiri!"

"OKE!! Gue temenin lo, tapi please, berhenti nangis didepan gue!"

Alben tak lagi berbicara, dia hanya ingin segera keluar rumah untuk menenangkan hatinya dibukit
*
Alben Masih tak mau bicara, angin liar tak dihiraukan, sampai-sampai burung pun bosan untuk menghiburnya, kuhampiri dia dan kuusap pundaknya

"Ben, lo masih gak mau cerita ya sama gue?"

Alben tak menjawab

"yaudah, gue akan selalu ada kok buat lo Ben"
celotehku

(Nad, gue tau, lo pasti akan kecewa setelah mendengarkan kisah gue ini, tapi gue gak mau terus-terusan membuat hati lo bertanya-tanya)
gumam Alben

setelah itu, Alben mulai mau bicara dan bercerita kepadaku

"Nad, lo tau gak arti dari sebuah kesetiaan?"
tanyanya Serius

"Maksud lo? Kesetiaan terhadapa apa?"

"kesetiaan terhadap pasangan, lo harus tau kalau gue ini adalah tipe cowo yang setia terhadap pasangannya"

"terus? Memangnya lo punya pasangan? Gakkan?!! Jadi buat apa lo tanyain tentang kesetiaan terhadap pasangan sama gue yang juga belum punya pasangan? Sama kaya lo"
jelasku

Alben tersenyum simpul memandangku
"kita berbeda Nad!!"
serunya yang membuatku keheranan

"maksud lo beda apa Ben?"

"gue..gue..udah, punya pasangan!!"

"APAHH???"
Sahutku

angin liar serasa mencambuk bulu romaku, aku ternganga, tak ingin percaya akan ucapannya Alben,, perasaan ini sangat tidak biasa kurasakan

inikah kekecewaan?

Inikah kenyataan?

Inikah jawaban yang kutunggu-tunggu?

Inikah? Oh tuhan..
Aku tak bisa menahan rasa sakit didalam hatiku, namun aku mencoba untuk bersikap biasa saja dihadapan Alben

"oh. .jadi lo udah punya pasangan alias pacar! Selamat ya"
munafikku

"Nad, gue gak ada maksud buat bikin lo kecewa"
ujarnya

dengan sedikit mengadukan halis lalu aku pun kembali memunafikan diri
"kecewa? Kenapa gue harus kecewa? Gue seneng kok kalau lo udah punya pacar, itu artinya lo udah gak jomblo lagi"

"tapi Nad..?"

"apaan si lo, udahlah!"

beberapa menit kemudian, terdengar suara bunyi handphone Alben, tadinya aku ingin langsung meninggalkannya, tapi aku masihlah sangat khawatir

"halo mah.. Ia, ada apa mah?"

ternyata tante Mila

"Ben.. Silvia sudah kembali kejakarta"
jelas Tante Mila

"apah? Silvia sudah kembali mah?.. Yaudah kalau gitu Alben segera pulang ya mah.. Love u mom"

tak pernah kulihat paras wajah Alben yang begitu bahagia seperti ini setelah kudengar seseorang yang bernama Silvia telah kembali, siapa itu Silvia? Pikirku

"Nad, ayo kita pulang.. Dia telah kembali"
serunya

"dia? Si. .siapa dia Ben?"

"Silvia, tunangan gue!"

aku terdiam..
(apah? Jadi Alben sudah bertunangan dengan perempuan itu?..oh my god)

"ayo Nad.. Nanti gue kenalin lo sama Silvia ya"

"i..iya Ben, ia"

nampak terlihat Paras wajah Alben begitu bahagia, dia tak berhenti melekukkan bibirnya yang merah itu

sementara itu tante Mila dan om Wisnu tengah menunggu kedatangan Alben dengan wajah yang cewas

"pah, apa yang harus kita katakan kepada Alben?"
tanya tante Mila menangis

''tenang mah..! Itu.. Alben sudah datang mah"

langkah kakiku seirama dengan langkah kaki Alben yang kian cepat

"Mah, pah.. Apa benar Silvia sudah kembali dari luar negri?"
tanya Alben yang begitu antusias

"ia syang, Silvia telah kembali"
jawab tante Mila

"tapi, kenapa Mamah menangis mah? Pah? Ada apa?"
tanya Alben serius

"Silvia memang sudah kembali kejakarta Ben, tapi.. Silvia telah meninggal tadi malam"
jelas Om Wisnu

dengan wajah pucat Alben langsung terjatuh kelantai, senyumannya berubah menjadi tangisan, dia pun berteriak kencang

TIDAAAAAK...SILVIA..

Lalu Alben meraih tanganku berlari menuju mobil, sepertinya dia hendak mengajakku kerumah perempuan itu, aku tak mengerti apa yang tengah Alben pikirkan, dia masih mengingatku disaat duka yang mendalam melandanya

Alben tak berhenti meneteskan air mata, aku tak berani mengajaknya bicara, aku hanya memandangnya sedih, ingin rasanya kuhapus air mata itu, namun egoisku mulai menghampiri, untuk apa kuhapus air mata itu yang menetes untuk orang lain..

Ngiiikk...
Mobilnya terhenti disebuah rumah yang dipadati oleh banyak orang, Alben melupakanku didalam mobil, tapi tak mengapa, aku mengerti

"SILVIAAAA.."
teriaknya yang menghampiri jasad perempuan itu,
semua mata tertuju kepada Alben yang merintih menangis

"Silvia.. Kenapa kamu tinggalin aku? Kenapa kamu pergi secepat ini, aku belum sempat bahagiain kamu Vi.. Hik..Silvia banguun..
Kenapa waktu itu kamu gak percaya kalau aku akan setia?
Lihatlah Cincin ini.. Cincin ini masih melingkar dijariku Vi, aku setia pada cinta Kita..tapi kenapa kamu tinggalin aku Silvia? SILVIAAAAA"
Teriaknya

aku tak tahan melihat Alben yang begitu menderita ditinggalkan oleh perempuan itu, aku menangis tersedu-sedu
(Perempuan itu sangat beruntung, tapi kenapa Alben sangat malang? Ia berusaha untuk tetap setia pada satu hati, tetapi.. Hik.. Ya tuhan, aku tak punya hak untuk kecewa kepada Alben, Alben bukan milikku)
gumanku

semuanya begitu menyedihkan
*
satu tahun kemudian

bukit itu masih menjadi tempat yang istimewa untukku, karna aku akan menemukan Alben, aku dan dia sedang menikmati siulan burung

"Nad, gue mau nanya satu hal sama lo"

"apa?"

"menurut lo setia itu menyakitkan gak si?"

"eum.. Menyakitkan? Sedikit si Ben!"
jawabku ragu-ragu

"sedikit? Emangnya lo pernah ngerasain?"
tanyanya lagi

"hah..eu..eu.. Pernah si, tapi dulu"
jawabku terbata-bata

"lalu sekarang? Apa lo udah gak setia buat cinta sama gue?"
jelasnya

lantas aku langsung tertunduk malu, dari mana dia tau akan hal itu? Pikirku

"Nad.."
ujar Alben dan memegang tanganku,

"Nad, tatap mata gue, apa lo masih cinta sama gue?"

aku masih terdiam

"kalau lo gak mau ngejawab, itu berarti lo udah gak cinta lagi kan sama gue"

"Ben.. Gue.. Gue masih setia untuk mencintai lo, please. .jangan tinggalin gue Ben.. Gue sayang sama lo, gue Cinta sama lo"
ucapku

aku memeluk tubuhnya, dan Alben pun membalas pelukanku, sudah sekian lama aku menunggu saat-saat seperti ini, kesetiaan ini sempat berujung kekecewaan, tetapi akhirnya kekecewaan itu berakhir dengan kebahagiaan
*
dua tahun kemudian..
Kita menikah

tiga tahun kemudian..
Kita dianugrahi dua anak perempuan kembar yang sangat lucu, cantik, dan juga pintar, aku tak menyangka akhirnya Aku akan menjadi tuan putri didalam kehidupan Alben

terimakasih tuhan,
terimakasih cinta.

Tamat

Nia kurnia sari
Bogor/03/05/2013

CEPEN MINI: DEAR SINTA"Wanita yang lebih indah"

~DEAR SINTA;wanita yang lebih indah~

Sinta..Memilihmu untuk temaniku dimalam itu adalah suatu kecerobohan yang teramat salah.
Mengapa tak kupilih Cinta saja untuk temani sedihku? Entahlah!!Yang kutahu tentangmu adalah sosok wanita yang lebih indah dan mampu membuatku merasa lebih nyaman dari apapun yang membuatku gelisah.
Maaf Sinta!! Tak ada maksudku untuk menyimpan hasrat ini darimu, tapi kau tahu sendiri tentangku bukan? Aku memiliki Cinta dibalik ketidak tahuanku, aku tak memilihnya, namun keadaanku yang memilihnya.
*
Cinta itu datang ketika kasmaranku terlalu meninggi karna mengagumimu, apapun tentangnya tak pernah ingin aku tahu, apakah aku egois? Apakah aku terlalu menutupi keadaan ini yang sebenarnya telah terjadi?.
Tak merela rasanya jikala cintamu termiliki oleh hati yang lain selain hatiku, biarlah mereka menganggapku gila, karna sejujurnya aku telah tergila-gila padamu Sinta.
Sinta.. Apakah benar kau takan pernah menjadi milikku?
Ataukah aku yang takan bisa menjemput cintamu dimana aku harus tetap pada rencana tuhan.
"hanya engkau yang bisa,,hanya engkau yang tau,,hanya engkau yang mengerti semua inginku,,"
_Ardians_


Nia kurnia sari
Bogor,23/03/2013

CERPEN: Call Me Love

~Call Me Love~


"bukankah semua orang tahu.. Jika cinta itu tak usah dicari pun pasti akan datang dengan sendirinya, kan Allah sudah menciptakan pasangan hidup untuk semua hambanya"
*
Masih tersimpan pertanyaan itu dalam benakku, aku terus dan terus mencoba tuk meyakinkan hatinya tentang arti dari sebuah petualangan cinta yang tengah kulakukan

dan hari ini, dia datang kembali kepadaku untuk menanyakan hal yang sama, kurasakan tiap langkah kakinya, kuhirup aroma segar tubuhnya yang kurasa telah menusuk ruang hidungku, ahh..lebay!
"hay Mr.Plyboy hunnybunnysweetihahahihi!"
serunya dengan nada yang cempreng

"berhentilah memanggilku seperti itu Nay!"
ucapku sembari membungkam mulutnya

"emmmmh..eheum.. Eheumm.. Ikh apaan si lo, gue gigit baru tau rasa!"
serunya merongos

dia tak pernah berubah, dia tetap menjadi seorang Naya yang tomboy, suka ngupil, jarang mandi, rakus, cempreng, dan....banyak lagi,
tapi dia cantik dan baik, pikirku!
"sepi amat ni rumah, Bokap sama nyokap lo kemana?"
tanya Naya yang tengah asik mengobrak-ngabrik kulkas

"mereka pergi keacara pernikahan temannya Nay!"

"oh.. Eh, ngomong2 soal nikah, lo kapan nikah Dri?"

"hah? Nikah? Seharusnya aku yang nanya sm kmu, kmu kapan nikah?"
ucapku berbalik tanya

"gue si kapan-kapan aja, nunggu sampe ada yang mau sma gue baru deh.. Tpi dengan syarat2 tertentu pastinya"

"aku mau kok sma kmu Nay!"
spontan kuucapkan kata-kata yang dulu juga pernah kuucapkan, namun lagi-lagi dia beranggapan kalau aku ini sedang bercanda

"lo? Mau sama gue? Haha.. Mr.Plyboy kaya lo mana mau sama gue, becanda aja si lo, trus kalau lo mau sma gue, gimana nasib cwe2 diluar sana yang sekarang lagi lo deketin? Hah..!"
dan lagi-lagi dia mengatakan hal yang sama kepadaku..
(Nay, kenapa si kmu gak mau sedikit aja percaya sma aku!)
gumamanku dalam hati

pakk.. Hanya mampu menepak jidak!
Si tukang ngupil itu lalu berkata kembali
"lo jangan pernah nyakitin hati cewe, karna kalau lo nyakitin mereka, itu sama aja lo nyakitin gue..BAYY gue balik dulu ya, dirumah lo gak ada apa-apa, payah.. Dah Mr.Plyboy hunnybunnysweetihahahihi"
Naya pun kembali pergi dari pandanganku

"mengapa dia terus menerus mengira kalau aku ini plyboy? Apa salahnya si kalau aku deket sma banyak cewe? Jangan2 tu anak cemburu lagi? Ahh..gak mungkin! Tu anak bisanya ngupil, bukan cemburu"
merongosku sembari melihat Naya pergi

apa yang mesti disalahkan pada laki-laki yang memiliki banyak teman perempuan? Kok bisa aku diCAP plyboy?
Entahlah!

Rencanaku hari ini adalah mengajak Naya pergi ke sebuah salon, tak perduli seberapa besar biayanya untuk merubah sedikit saja penampilannya, walau pun kutahu akan sangat membutuhkan tenaga yang extra untuk memaksanya pergi bersamaku
"Permisi,Nay..Nayaaaa"
seruku memanggil Naya diluar pagar rumahnya

belum juga kulihat batang hidungnya keluar, lantas aku menerobos masuk saja
"permisiiii.."

"Iya.."
yang terlihat keluar adalah tante Ratna, Ibunya Naya

"eh tante,, Nayanya ada tante?"

"Nayanya baru aja keluar rumah"

"keluar rumah tante? Kalau boleh tahu Naya pergi kemana ya tante?"
tanyaku penasaran

"kayanya Naya pergi kelapangan bola deh Dri! Soalnya tadi tante liat dia pake baju bola trus bawa sepatunya juga"

(apah, Naya kelapangan bola? Jangan-jangan tu anak mau jadi Ronaldo wati lagi.. Ah gak bener!!)
ucapku dalam hati

"kalau giu saya permisi dulu ya tante, mau nyusul Naya kelapangan bola"
lantas kuberlari menuju lapangan bola yang dimaksud oleh tante Ratna

sementara itu Naya dilapangan bola..

"woy.. Siapa yang tadi nantangin tim gue? Gue sepak satu-satu!"
cetus Naya dengan gaya tomboynya

lalu ada temannya yang menghampiri
"Nay, ngapain si lo teriak2 kaya gtu?.. Yang tadi nantangin tim kita udah pergi tuh.."

"loh? Kok pergi si? Ah payah tuh mereka!"

"yang payah elo Nay..
Hampir dua jam kita nungguin lo disini, gimana si lo!"
kesal temannya

"yee.. Kok malah nyalahin gue, lo tuh gak update banget si tentang gue.. Kalau jam segituan tuh jadwal gue tidur tau"

temannya pergi tak menghiraukannya
"loh,loh.. Kalian semua mau pada kemana? Kok gue ditinggalin si?.. Yaudah deh gue juga mau balik lagi aja!"

dan aku, apesnya ketika aku tiba dilapangan, tak kulihat ada orang disana, terutama Naya
"kok sepi? Naya mana ya?.. Nay.. Nayaa!"
teriakku mencari Naya

tak pernah kumengerti dengan perempuan yang satu ini, aku bisa menangis karnanya, aku bisa tertawa karnanya, aku bisa melakukan apa saja untuknya, Naya memang berbeda.
Dasar tukang ngupil!! heran..kenapa aku bisa suka kepadanya.

"apa mungkin main bolanya sudah selesai? Kok cepet banget.. Haduh, kmu tuh buat aku gila ya Nay"
seruku

lantas aku pun kembali menghapiri rumah Naya, dan berharap semoga dia ada dirumahnya.
*
"Naya..kmu sudah pulang, Tadi Andri nyariin kmu kerumah"
celoteh tante Ratna yang melihat Naya baru saja pulang

"Andri nyariin Naya kerumah? Tumben.. Ada apa ya bu?"
tanya Naya heran

"mana ibu tahu, memangnya dilapangan tadi kmu gak ketemu sama dia?"

"loh? Kok dilapangan si bu?"
Naya pun tambah keheranan

"dia bilang tadi mau nyusulin kmu kelapangan"

"oh my god..!! Pasti Andri lagi nyariin Naya bu dilapangan"
..
"kalau gitu Naya mau nyusulin Andri dulu ya bu.."
lanjut Naya

huh..huh..huuuh..hem
napasku tak beraturan ketika telah berada didepan pagar rumah Naya kembali, dan kulihat Naya hanya mentertawakanku
"haha..haha.. Aduh Dri, sory banget ya, tadinya gue mau nyusulin lo dilapangan, gak taunya lo udah balik lagi kesini.. Hebat!"
ledeknya

"gara-gara nyariin kmu, aku sampai ngosngosan kaya gini.."

"sory sory.. Emangnya ada apa si lo tumben banget nyari gue kerumah, biasanya kan lo sms atau telphone gue dulu"

"aduh Nay.. Kmu gak mau ngasih aku minum dulu apa? Haus ni..haaah"

"eh sory sory Dri.. Gue lupa, yaudah lo masuk deh!"

Senang rasanya, baru kali ini Naya memberi minuman untukku, kemarin-kemarin dia mana mau, pengennya gratisan mulu!!

Sruuuupppp..ahh
kuminum air yang Naya berikan tadi, tak ingin membuang-buang waktu lagi aku pun langsung mengatakan maksud kedatanganku mencari Naya kerumahnya
"Nay.. Kita pergi yuk"
ajakku

"pergi kemana? Males ah.. Gue masih ada urusan ni sama temen-temen tim bola gue, gara-gara gue telat semuanya jadi pada bubar deh"
keluhnya

"Nay,, udahlah, itu tuh bukan permainan yang pantes buat cewe, yang pantes buat cewe tuh, masak, cuci baju, cuci piring atau ngepel"

"busetdaah!! Emangnya gue upik abu apa,,"

"yaudah, dari pada lo bete kya gini mendingan kita jalan yuk, kita nyari suasana baru.."

"tapi kemana?"

"ke salon!!"

"WHAT? Salon?"
seru Naya

ingin rasanya aku tertawa ketika melihat paras wajahnya yang seakan ketakutan saat ku ucap kata-kata salon, jelas saja, Naya tidak suka dengan yang namanya perawatan, karna baginya tampil apa adanya itu akan lebih baik, suka ngupil? Ah.. Naya memang aneh.

"ia salon.. Pokoknya kmu harus mau, karna kalau kmu gak mau, aku akan marah banget sma kmu Nay"
ancamku

"tapi kan lo tau sendiri kalau gue paling alergi sama alat-alat salon"

"itukan cuma alasan kmu aja Nay.. Ayolah"
dengan sedikit memaksa akhirnya Naya pun mau kuajak pergi ke salon

"rese lo.. Mau gue kasih upil nii"
kesal Naya, aku hanya bisa menatap parasnya, cantik dan unik
(tak apalah tukang ngupil, yang penting dia baik, dan aku suka,)
gumamanku sembari tertawa kecil

mungkin gak si aku menyukai Naya tetapi tidak menerima kekurangannya dengan merubah sedikit saja penampilannya? Pikirku, tapi aku kan hanya merubah penampilannya, bukan sikap dan sifatnya.

Cukup tau saja tentangku, aku menyukai Naya sedari kita selalu duduk berdua dibangku SD, Bahkan SMP dan SMA Pun kita duduk sebangku, sungguh mengasikkan dan mengesankan, belum lagi dulu aku sering dijailinya, tapi tak ada rasa risi sedikit pun, melainkan aku begitu senang.

"lo yakin mau ngajakin gue kesalon Dri?"
tanya Naya yang tengah duduk manis didalam mobil kesayanganku

"yaialah,, kita udah jalan sejauh ini masa gak jadi kesalon si.. Aku tuh udah gak sabar"
seruku yang membuat halis Naya saling beradu

"gak sabar? Maksud lo?"

"yaa pokoknya aku tuh udah gak sabar aja Nay.."

"ah..susah ya ngomong sama lo, berbelat-belit"

"udah, kmu jangan banyak nanya.. Duduk yang manis aja, ya, hehe"

dan, lagi kulihat paras wajahnya yang terlihat kesal, ini saatnya aku yang harus membuat perubahan pada diri Naya, dulu, dia pun telah merubahku menjadi pribadi yang gagah berani, dan semenjak itu pula, rasa cinta ini semakin tumbuh.
*
setibanya disalon, kulihat tangan Nanya gemetaran, lantas kupegang saja
"Nay.. Kmu tuh kenapa si? Ini tuh salon, bukan kuburan, jadi kmu gak usah khawatir"

"ia, gue tau ini bukan kuburan.. Tapi, lepasin tangan gue dong!! Malu tau dilihat orang, nanti mereka pikir kita pacaran lagi"
cetus nanya

hemm.. Aku hanya bisa menghela napas kecil dan kuturuti apa maunya, yang jelas aku sudah berhasil mengajaknya kesalon

"terus,, kita mau ngapain disini?"
tanya Naya seperti orang yang bodoh

"ya ampun Naaay.. Kmu tuh cewe apa cowo si? Cowo aja tau kalau kesalon tuh mau ngapain"

"terus mau ngapain Andri? Jangan lama-lama ah.. Sumpek!"

"oh my god!!.. Sini.. Aku tuh ngajak kmu kesini untuk merubah penampilan kmu"

"hah? Penampilan gue? Emangnya ada yang salah dengan penampilan gue, ah ogah ah!!"
serunya sembari melangkah keluar, kutarik saja tangannya dengan sedikit memaksa

"Nay Nay. .tunggu dulu dong, kmu duduk dulu disini.."
"embaaak.. Sini embak, tolong rubah penampilan teman sya ini, yang cantik ya embak"
lanjutku membiarkan Naya sendiri
"Andrii.. Lo mau kemana? Tungguin gue,,dan Jangan tinggalin gue"
pinta Naya
(Nay..tanpa harus kmu suruh pun aku pasti akan tetap disini untuk nungguin kmu, karna aku gak sabar banget pengen liat kmu lebih cantik dari hari-hari kemarin, karna sehabis ini, aku mau ngajakin kmu makan malam.. Yes, akhir!!)

satu jam kemudian..

Kulihat si tukang ngupil berubah menjadi princes, matanya, uraian rambutnya, senyumannya, wihh.. Mampu membuatku semakin terpesona dan mengaguminya,
tapi ada yang lucu, kulihat kakinya terperangkap dalam heels, haha.. Inginnya aku tertawa, but.. Itu tidak akan aku lakukan
"duh.. Sepatu apaan si ni? Ribet deh!!.. Dri.. Andri..woy"
teriak Naya yang sontak mengagetkanku dari kediamanku saat memandanginya

"ya.."
ujarku

"ikh.. Lo tuh kenapa si? Bantuin gue dong, ni sepatunya dilepas aja deh"
keluh nanya

''eits..jangan dong Nay.. Masa atasnya glamour bawahnya sendal jepit! Kan malu-maluin Nay"

"tapi kan kaki gue sakit tau.."

tanpa bicara lagi, aku meraih tangannya untuk merangkul pundakku dan menggendongnya, seperti di sinetron saja, pikirku!!
Tak kudengar Naya berceloteh, tapi yang jelas, aku..sangat.. Sayang kepadanya.

ada perasaan takut ketika aku menggendongnya, takut ditampar!!
Dulu aku pernah ditampar Naya, karna waktu itu aku hendak mencium keningnya, nasib baik belum berpihak padaku

didalam mobil, Naya tak berhenti-hentinya menatap wajahnya dari kaca spion mobil
"ini beneran gue ya?"
tanyanya

"kalau bukan km terus siapa lagi? Kenapa? Baru nyadar ya kalau km itu cantik"
rayuku

"cantik si.. Tapi kesannya malah jadi aneh tau gak! Bukan gue banget"

"udahlah Nay.. Km itu cantik! Gak ada yang aneh kok.. Aku aja sampe pangling ngeliatnya"

"masa? Jangan bilang kalau lo suka lagi sama gue?"
tanyanya..
Dan.. Ngiiiikkkk..
Secara tak sengaja kuinjak rem mobil mendadak ketika Naya mengatakan itu

"Andri!! Lo mau kita mati sia-sia apa!!"
marahinya

"sory Nay, aku gak sengaja, tdi ada kucing lewat"
ucapku berbohong

"kucing lewat? Mana?
Makanya lo hati2 dong, bikin jantung gue copot aja.. Yaudah jalan lagi"

"iya iya. .bawel"
(kenapa Naya berkata seperti itu? Apa dia gak suka kalau aku punya perasaan ini? Apa dia emang gak suka sma aku? Atau jangan-jangan Naya udah punya cowo? Ah gak mungkin)
ucapku dalam hati

"sekarang kita mau kemana lagi? Gue udah gak betah ni pake yg kaya gini.. Gatel-gatel tau"
keluhnya

"sabar dikit dong Nay, bentar lagi nyampe kok.."

"ikh.. Cepetaaaan''

aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala mendengar celotehan Naya yang semakin membuat kupingku panas
*
Sampailah ditempat dimana aku mengajak Naya untuk makan malam, laut, ombak, lilin kecil, serta alunan biola menatap sepasang insan yang tengah jatuh cinta, namun tak begitu yakin dengan si tukang ngupil itu

"ngapain lo ngajakin gue ketempat kaya gini? Ini tuh tempat buat orang-orang pacaran..pulang yuk"

"eh..Nay, please.. Sebentar aja.. Ada yang mau aku omongin sama kmu"

Naya pun duduk, dan merasa penasan
"serius banget, mau ngomong apaan si?"

"Nay.."

"Hemm.."
Naya tak menatap

"Naayy.."
ucapku mendayu

"Hemmmm..apa?"
masih tak mau menatap

"Nay, lihat aku!!
Seruku menyentak sembari meraih kedua tangannya, Naya hanya keheranan dan terdiam menatapku

"Nay.. Apa km akan tetap menunggu jodoh yang diberikan oleh tuhan? Seandainya jodohmu itu adalah aku gimana?"
sudah kupastikan, Naya pasti akan mentertawakanku
(0h my god!! Kenapa Andri bicara seperti itu ya, gue harus tetap jaim)
gumaman Naya dalam hati

"Nay.. Kok km diem si?"

"hemm.. Km tuh ngomong apa si Dri, to the point aja!"
(mau nembak aja lama banget.. Dasar cupu, buruan dong tembak gue! Udah gak sabar pengen dipanggil cinta,)
Naya pun kembali bergumam

"oke, aku to the point aja sma kmu Nay..
Aku suka sm kmu dan aku mau kmu jadi pcar aku dan aku mau kmu terima cinta aku"
celotehku sembari menutup mata, kurasakan ada kecupan hangat yang menempel pada keningku, nyamuk ni..? Ah.. Masa si, pikirku.
Lantas kubuka mata dan kulihat Naya tersenyum simpul menatapku

"jadi?"
tanyaku

"jadi? Yaaa jadian!!"

"jadi kmu terima cinta aku dan kita sekarang jadian?"

"he'emm.."
serunya simpul

"wohuuuh.. Akhirnya, makasih banget ya Nay, kmu udah wujudkan salah satu harapan terbesar aku, aku boleh cium tangan kmu kan?"
tanyaku polos

"tentulah.. Pertanyaan Lo tuh ada-ada aja"

"sory.. Masalahnya aku takut kmu tampar seperti waktu dulu"

"haha.. Gaklah,, eits.. Tapi jangan asal cium dulu dong, lo harus panggil gue cinta, awas kalau panggil gue si tukang ngupil lagi"

"iya cintaaa..
Emmuaaachhhhh, aku sayang banget sama kmu.."

"sama..haha"

"ternyata kmu juga suka sama aku"

"udah deh gak usah dibahas.. Aku laper ni, makan yuk"

"yuk"
(ya tuhan.. Terimakasih)
celotehku dalam hati,
ternyata apa yang sudah aku lakuin selama ini tidak sia-sia, makan makanan pedas, rajin ngingetin dia buat mandi pagi, itu semua aku lakukan untuk membuatnya dapat merasakan apa yang aku rasakan, memperhatikannya suatu hal yang sangat menyenangkan

bilamana takdirku sejalan dengan takdirnya, maka persatukanlah kami.. Selalu, untuk selamanya.

The and

Nia kurnia sari
Bogor/30/04/2013