Kamis, 29 Agustus 2013

CERPEN: Roti Rasa Senja


~Roti Rasa Senja~
By: Niaw Shin'Ran

Pernah terpikir untuk memecahkan khayalan, namun ternyata harapanku terlalu tinggi, memuncaki hatiku, menenggelamkan kenyataan, dan aku hanya bisa berpijak dari mimpi ke mimpi. Alangkah indah rasanya dapat dimiliki, tanpa satu kekurangan yang harus kuhapuskan, cinta ya cinta, aku mendambakannya, seiring kumenatapi diri pada cermin yang tak dapat berkata, namun gambaran diri ini menjawab semua yang kutakutkan, nanti.

Aku jatuh hati pada seorang pria yang mungkin berselera tinggi, aku pun tak bisa menghapus bayangannya meski dalam pejaman mata. Dan sentuhlah hatiku, cinta, mengapa aku tetap bersembunyi, dan jawabannya ada pada cerminku, menjelaskan bahwa kita berbeda kasta.

Kupandangi dia yang tengah melukis awan disana, dibukit yang jua sering kudatangi, diam-diam kuperhatikan setiap gerak-gerik semua indranya, sampai akhirnya aku terhanyut, dan terjatuh

"aww..!!"
teriakku,

dan itu spontan membuatnya mengetahui keberadaanku, aku tak dapat lagi menghindar dari pandangannya, hingga barulah kudengar suaranya

"kau baik-baik saja?"
tanyanya, lalu mengulurkan tangan.
Aku gugup tak karuan menatap matanya, seolah-olah ingin menancapi bola mataku, inginnya aku acuhkan, namun hati tak dapat menolak, dia bagaikan magnet yang menarik-narik hatiku

"terimakasih sudah mau menolongku"
ucapku, lalu tiba-tiba saja dia menatapku erat-erat dengan mengadukan kedua halisnya seperti orang yang keheranan dan ingin mengatakan sesuatu

"kau.." ujarnya, diam sejenak sembari mengingat-ingat
"kau Veronika si penjual roti itukan? Ya.. Aku baru ingat, Kau si gadis penjual roti itu!"
ucapnya dan tersenyum

(dari mana dia tahu namaku?) pikirku

"kenapa? Kau heran, kenapa aku bisa mengenalimu?"
tanyanya, dan aku memanggut-manggut

"karna, karna rotimu itu enak, hahaha. . Tidak,tidak.. Maksudku, siapa si yang tidak mengenal seorang Veronika si penjual roti keliling yang paling enak di sini, iakan?"
tanyanya lagi

"aku.. Aku tak pernah merasa setenar itu"
seruku sambil merapihkan baju kodokku dari jatuh tadi

"oyah? Perkenalkan, aku Shander, salah satu penggemar rotimu itu, lalu, Apakah kau masih berjualan?"

"tentu, tentu saja, aku masih berkeliling menjual roti-rotiku, dan itu keranjangnya"
ucapku sembari menunjukan jemariku pada keranjang roti

"wah, kalau begitu maukah kau menemaniku melukis hari ini? Kebetulan aku sangat ingin memakan rotimu itu, bisa?"

"de..dengan senang hati tuan!"
celotehku terbata-bata

(ya tuhan, kini aku tengah berada disisinya, ini adalah momen yang istimewa untukku) gumamku dalam hati yang bahagia

setiap apa yang tengah ia katakan padaku bagaikan alunan nada-nada yang indah yang memanjakan telingaku, angin nakal berlarian tak kuhiraukan, rambutnya yang sedikit pirang pun memanjakan mataku, senyumannya, matanya, lekukan lesungnya, oh tuhaaaaan.. Sempurna sekali pria ini

tak terasa beberapa rotiku sudah habis dimakannya, aku senang karna dia ternyata begitu sangat baik dan menyenangkan, hingga sampai lukisannya selesai diwaktu senja datang, dia terlihat enggan pergi dari sini, apakah karna aku? Ataukah karna rotiku? Ah.. Mungkin karna senja

"rotinya sudah dingin, sudah tidak enak untuk dimakan"
ucapku sembari merapihkan keranjang rotiku

"hust, kata siapa tidak enak? Enak kok.. Liat deh, cahaya senja itu pasti bisa menghangatkan roti-roti ini"
serunya

"gimana caranya?"
tanyaku menatap lurus kedua matanya

"kamu tinggal arahkan saja roti ini kecahaya senja itu, pasti akan terasa hangat dan rasanya pun akan berbeda"

lalu kuambil satu buah roti dan kuarahkan pada cahaya senja itu seperti apa yang dia katakan tadi
"rasa yang berbeda? Rasa apa? Apakah akan tetap enak?"

"rasa senja, dan rasanya sudah pasti akan lebih enak, hahaha.. Masuk diakal bukan!!"

"ia ia. .tuan benar, rasa senja, terdengar aneh, tapi unik yah!"
celotehku

aku dan dia tertawa dan bercanda bersama, disaksikan oleh keranjang roti dan cahaya senja disore ini, rasanya aku ingin sekali membuatkan roti special untuknya, roti rasa senja. Semoga pertemuan tak sengaja ini menjadi awal yang baik antara aku dan dia.

Roti rasa senja..
Siapa yang mau?

_selesai_

Nia kurnia sari
Bogor/22/05/2013

1 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung dan jadilah pembaca setia cerpen maupun puisi saya...