Ku satukan nyata jemari bersama bayangannya, membuat embun menghiasi sisi jemari, derasnya hujan menyita pandangan ini, gelap menyelimuti langit biru.
Tetesan hujan dibalik kaca, laksana air mata menderai dengan perlahan-lahan, tiada bisa ku hapus, tiada bisa ku sentuh, hanya bisa menatap dengan mata yang sendu.
Hujan ini air mata tuhan, jika ku salah, maka cepat benarkan, dibalik kaca ku menatap ribuan panah langit yang menancap dan meleleh pada setiap peraduannya, ini nyata, aku betah menatap hujan dibalik kaca.
Bogor/31/12/2013
#Niaw_ShinRan
sangat puitis
BalasHapus