Selasa, 14 Januari 2014

CERPEN:~My Facebook, My Desire~



Oleh: Niaw Shin'Ran



Present..

Aku dan dia dipertemukan bukan dalam sebuah pertemuan, melainkan oleh facebook.
*
Tadinya aku tidak ingin menyebutkan namanya, dia berinisial D-Doni. Dia seorang perantau yang bekerja di kota Bogor, seorang NLSI, yang tidak lain adalah Naruto Lovers Shippuden Indonesia. Kita bertemu di Fanpage NLSI yang ada di facebook, ketika itu dia mengirimkan sebuah permintaan pertemanan kepadaku, lantas aku pun tak tidak tinggal diam, aku langsung menerima permintaan pertemanannya itu. Semenjak aku mengenalnya, aku banyak menerima permintaan pertemanan dari orang-orang NLSI yang tidak lain adalah teman-teman facebook Doni. Kupikir apalah asiknya menjadi penggemar Naruto dibandingkan menjadi Conanian yang memiliki pasangan couple yang sudah tidak diragukan lagi akan kisah cintanya. Kalau ada yang bertanya mengapa aku bisa bertemu di NLSI dengannya, Entahlah! Waktu itu aku hanya sekedar mampir. Ah! Lupakan itu..

Aku dan dia menjadi lebih akrab di facebook, ketika aku sering menandai tulisan-tulisanku kepadanya, entah itu Cerpen atau pun Puisi. Dan ketika itu pula dia pun juga sering menandai akun facebook milikku dengan fanficnya yang terkadang konyol, namun dari fanficnya itu aku berpikir, sepertinya dia juga senang menulis. Semakin hari aku semakin akrab dengannya, dan itu membuatku penasaran untuk lebih tahu tentangnya. Aku melesat cepat melihat akun miliknya dan menjelajah kronologinya, betapa senangnya hatiku ketika aku membaca beberapa notes miliknya yang berbaur tentang asmara, ternyata dia juga pandai menulis puisi. Semenjak itu aku semakin sering menandai tulisan-tulisanku. Senang rasanya karna dia selalu respon tulisan-tulisanku, dia selalu meninggalkan komentarnya dan memberi Like.
*
Dua minggu kemudian, dia bukan lagi teman baruku, melainkan sudah ku anggap sebagai TTD, Teman Tapi Dekat, ya! Begitulah. Waktu itu dia mengirimkan pesannya melalui inbox di facebook, tanpa tunggu lama lagi aku langsung melihat dan membacanya.
"Hy teh Niaw.. Puisi tteh bagus-bagus ya, aku mau tuh diajarin nulis puisi sama tteh" ucapnya. Dia memanggilku dengan sebutan Teteh, yang artinya adalah Kaka. Mengapa dia memanggilku dengan sebutan teteh? Karna waktu itu aku sendiri yang menyebut diriku dengan panggilan teteh, juga karna memang aku adalah orang sunda dari kota hujan, Bogor.
"Oyah? Wah terimakasih atas pujiannya, tteh emang suka banget nulis. Tteh mau kok ajarin kmu.. Hehe" balasku dengan menyisipkan tanda smile

"Aku minta nomer handphonenya boleh? Ya siapa tahu aja kita bisa ngobrol lewat tlp. Hehe #ngarep" Modusnya seperti laki-laki facebook lainnya, tapi entah mengapa tanpa berpikir panjang, aku justru senang karna dia menginginkan nomer handphoneku, atau jangan-jangan aku ini mulai... ?? Forget it!!

"Boleh gak yaaa.. Tapi jangan kamu publikasikan ya"
seruku

"Pasti teh, aku bukan cowok jail yang suka mempublikasikan nomer handphone orang lain kok teh"
jelasnya meyakinkanku

"Oke, janji yaaa.. 085710093xxx"

"Sip! Terimakash, tunggu aku kirim sms ya"

"Ya! Tteh tunggu"

Awal pertama aku memberinya nomer handphone, aku selalu menunggu-nunggu sms datang darinya, seharian penuh aku tidak melepaskan pandanganku dari handphone.
*
Mataku tak bisa terlelap, sementara waktu sudah menunjukkan pukul satu pagi, aku meraih ponselku, tidak kutemukan sms atau pun panggilan yang masuk, Kenapa sampai sekarang dia tidak menghubungiku? Apa dia lupa? Gumamku. Karna sudah tidak merasa ngantuk, lantas aku membuka Opera Mini dan melesat ke facebook. Iseng mengecek ruang obrol, kulihat dia sedang online, sedikit ada rasa kesal di dalam hatiku, dan aku langsung mengupdate status untuk menyindirnya.
"NUNGGU SMS DARI KAMU TUH LAYAKNYA MEMINTA HUJAN DIMUSIM KEMARAU, TERIJABAHNYA PASTI LAMAAAAAA BANGET"
Pantas gak sih aku mengupdate status seperti itu?. Ternyata dia langsung bereaksi, ada inbox masuk darinya.
"Tteh maaf ya aku belum sempat ngehubungin tteh, aku sibuk banget, sekarang aja aku lagi kerja bagian malam"
serunya, ternyata dia mempunyai feel yang oke. Aku celingukan, tak tahu harus membalas apa, karna aku berpikir, dia pasti mengirim pesan karna membaca status yang ku update tadi.
"Ya, tidak apa-apa kok, kamu lanjutin dulu aja kerjanya ya"

"Iya teh, ini lagi istirahat dulu, makanya aku bisa buka fb"

"Oh........" belum sempat kubalas lagi, aku ketiduran.

Pagi ini aku kembali membuka facebook, kulihat statusnya lewat di berandaku, katanya "Kapan pulangnya? Badan udah lemes banget pengen istirahat" 15 like. 8 komentar. Ternyata dia gak bohong. Ucapku dalam hati. Dua hari sudah berlalu semenjak aku memberikan nomer handphoneku kepada Doni, tetapi sampai sekarang dia belum juga menghubungiku. Sementara itu di facebook pun dia tak nampak online, kulihat terakhir dia update status dua hari yang lalu. Sungguh, itu membuatku sedikit merindukannya. Beberapa notes puisi dan cerpen baruku sudah ku tandai ke akun miliknya, namun dia tak juga muncul. Hatiku berkata, apakah dia sesibuk itu? Ah! Aku terus saja memikirkannya.

Suatu malam, ketika hujan mengguyur kota bogor, suasana sepi dan angin malam membuatku tidak bisa tidur nyenyak.

Totet! Totet!
Suara nada sms masuk terdengar, segera ku ambil ponselku. Kulihat ada nomer baru.
"Met Malm.. Ini tteh yak?" pesannya yang bertanya

"Malam juga.. Km siapa?" balasku berbalik tanya

"Aku Doni.. Tteh apa kabar?'' jelasnya, membuatku senang dan tersenyum lebar, entah mengapa hati sedikit berdebar-debar, kupikir ini mungkin hanya karna efek petir yang membuatku kaget. Kini aku tidak harus menunggunya untuk menghubungiku, karna sekarang aku sudah memiliki nomer handphonenya.

*
Satu minggu berlalu semenjak dia menghubungiku, dan semenjak itu pula kita tidak hanya saling menyapa di facebook, tetapi juga lewat handphone. Aku dan dia semakin hari semakin dekat dan akrab, aku curhat, dia pun juga begitu, aku tertawa, dia juga ikut tertawa bersamaku. Dia adalah sosok laki-laki yang mampu membuat warna di hari-hariku. Apakah dia juga seperti itu terhadapku? Hmm.

Aku terkejut, ada empat sampai lima panggilan tidak terjawab darinya, pada saat itu posisiku sedang sibuk di luar rumah, aku lupa tidak membawa ponselku, dan itu membuatku sedikit menyesal. Akhirnya aku berinisiatif untuk menghubunginya kembali dengan mengirimkan sms.
"Maaf, tteh tadi lagi sibuk jadi gak sempat angkat tlp dari kmu" pesan terkirim. Tak lama kemudian dia pun membalasnya
"Iyak, tidak apa-apa teh, mungkin lain kali aku hubungin tteh lagi, sekarang ini aku lagi sibuk" pesannya. Aku tidak kembali membalas pesannya, seperti apa yang dia bilang, dia sedang sibuk. Hmm.. Pasti dia akan lama lagi untuk menghubungiku, pikirku.

Dalam diam aku kembali mengingatnya, sembari merangkai puisi untuknya.


~MENARUH RASA~

Tentangmu yang penuh cerita, berdua kita mulai beradu pandang, meski sedikit tak tertebak, tetapi hatiku mampu merasa, dan apakah kau menaruh rasa yang sama?

Hening dan sepi telah kuresapi, bilamana tak kujumpai paras wajahmu yang indah, hatiku bertanya-tanya tentang itu, apakah ada yang tak wajar?

Aku jatuh cinta..
Aku menaruh rasa..
Aku mulai tak tenang, serasa kau janjikan hasrat yang berbeda dan mengundang lena

Temui aku kekasih, saat senja tak lagi berwarna emas, kan kutunggu, aku kan setia berada di sana.

Aku berniat mengirimkan puisi itu pada saat dia menghubungiku lagi. Bagiku saat ini, untuk mengetahui kabarnya sangatlah sulit, sudah tiga hari dia tidak menghubungiku dan tak muncul di facebook, yang bisa aku lakukan hanya berpikir positive tentangnya, karna mau curiga pun aku tak punya hak. Selama aku dan dia tidak saling kontek, aku rajin bolak-balik melihat akun facebook, siapa tahu dia mengupdate sesuatu yang tidak aku ketahui. Apakah sekarang ini aku sudah menjadi fansnya? Sampai-sampai setiap aku membuka facebook, aku selalu menyempatkan diri untuk melihat photonya.

''Apa iyak Aku sudah benar-benar jatuh hati kepadanya? Ah! Aku tidak yakin.." seruku terus memperhatikan wajahnya. Lima hari berlalu, dia tak juga menghubungiku, bahkan aku sudah lupa akan kehadirannya, semudah itukah? Padahalkan aku sering merindukannya, ini memang sedikit aneh.

Malam telah kunjung datang, lagi-lagi aku tidak bisa terlelap, penyakit Insomnia ini telah kurasakan semenjak aku aktif di grup sastra online, tapi tak mengapa, aku pun tidak akan menyalahkan siapa-siapa. Bagiku untuk sekarang ini, aku harus benar-benar serius untuk menggapai mimpiku, yaitu menjadi seorang penulis yang terkenal. Jam menunjukkan pukul sebelas malam, mataku masih tetap terfokus pada layar ponselku. Tak lama kemudian, suara panggilan masuk terdengar.

Say you're sorry that face of an angel come out just when you need it to..
As i paced back and forth all this time couse i honestly believed in you..
Holding on, the days drag on, stupid girls, I should have know, I should have know..
(Taylor swift-White hourse)

Tidak selama itu sih!
Aku tak dapat benar-benar jelas melihat siapa yang menelphoneku itu, karna mataku mulai sedikit guram. Langsung saja ku angkat.
"Assalamualaikum, halow.. Siapa yak?" tanyaku

"Lho? Memangnya nomer aku gak di save yak teh? Aku Doni.."

Belum sempat kujawab, suaranya masihlah sangat asing ditelingaku, namun aku baru menyadari kalau itu adalah Doni pada saat ia memanggilku dengan sebutan 'Teteh'. Aku langsung mematikan lampu kamarku, berharap tidak ada yang mengganggu percakapanku dengan Doni di hanphone.
"Oh, jadi suara kamu kaya gini toh, hehe" ucapku

"Memangnya suaraku kaya gmana teh? Serem yak?" tanyanya

"Serem si enggak, hanya saja sedikit kaya bapak-bapak, hahaha" jujurku

"Oh, ya mau diapakan lagi atuh, suaraku emang kaya begini teh. Kalau suara tteh kaya anak kecil, cempreng, hehe" ujarnya

"Hahaha, suara tteh emang cempreng, tapi enak didengarkaaan"

"Iyak teh, jadi betah nelphone tteh, hehe. Tteh cerita dong teh"
pintanya

"Cerita apa Donii? Km aja yang cerita, kan km yang nelphone"

"Aku maunya dengerin kmu cerita, kalau cuma di sms gak seru.. Atau kmu bisa nyanyi?" celotehnya. Hatiku deg-degan saat dia tidak memanggilku dengan sebutan teteh, melainkan 'Kamu'. Lantas aku dan dia pun menjadi sangat-sangat akrab sekali.
"Kmu bisa nyanyikan Nia? Aku mau dengar suara kmu nyanyi"
pintanya lagi. Aku tak bisa menolaknya, lalu aku pun menyanyi untuknya.

~KAU SUNGGUH SANGAT INDAH~
Cipt: Niaw Shin'Ran

Mengenal dirimu membuatku bahagia
Canda dan tawamu meluluhkan hatiku
Hingga rasa yang tadi biasa, menjadi rasa suka.

Kau bagaikan hujan yang sirami hati ini
Yang tadinya lagu kini bersemi kembali
Engkau membuat hidupku berwarna, sungguh aku sayang padamu.

Reff:
Membayangkanmu
Memikirkanmu
Membuat hatiku rindu
Pada dirimu, kau sungguh sangat indah..
Membayangkanmu
Memikirkanmu
Membuat hatiku bertanya
Entah mengapa kau sungguh indah..
Untukku di dalam hidupku.

"Wah.. Kalau lagi nyanyi suara kmu merdu banget Nia.. Tadi itu lagu kmu?" tanyanya

"Kok kmu tau?"

"Aku hanya menebak. Oiya, tadi pas kmu nyanyi aku rekam loh"
jelasnya

DEG ! DEG ! DEG !
Aku terkejut, ternyata Doni merekam suaraku, aku takut, takut kalau Doni mengambil laguku, aku takut Doni merampas karyaku, aku kesal, aku marah padanya, aku memintanya untuk menghapus rekaman itu, dia bilang "Ya, aku akan menghapusnya", tetapi aku tidak percaya, aku sungguh kecewa. Doni berusaha untuk meyakinkanku, namun tetap saja aku tidak percaya, AKU KECEWA!!
*
Setelah kejadian itu, aku langsung membatalkan pertemananku dengan Doni, tadinya ingin kublokir, tapi itu berlebihan, dan aku juga mengganti nomer handphoneku untuk menghindari dari Doni, karna dia tak henti-hentinya menghubungiku untuk meminta maaf, tetapi karna aku terlanjur kecewa, aku tak segampang itu bisa memaafkannya, meskipun kesalahannya itu tak disengaja, namun aku tetap kecewa. Aku resah dan bimbang, layaknya anak muda jaman sekarang menyebutnya dengan Galau. Apakah dia benar-benar merasa menyesal telah membuatku marah? Entahlah! Mustahil bisa kutebak. Aku dan dia sekarang sudah benar-benar tidak saling menghubungi. Aku lihat daftar permintaan teman di facebook, tetapi Doni tidak ada diantara orang-orang yang meng-add akun milikku. Sepertinya dia sudah melupakanku, pikirku. Aku berusaha untuk melupakan kesalahannya, berusaha untuk membuang prasangka buruk terhadapnya, namun tetap saja sulit.

Satu bulan telah berlalu. Tidak ada yang menyenangkan selama satu bulan itu di facebook, aku jarang nulis puisi atau pun cerpen, aku jarang masuk ke grup sastra, juga beberapa grup kepenulisan lainnya. Benar-benar galau! Aku tak pernah segalau ini ketika ada masalah, biasanya aku mampu menghilangkan kegalauan itu hanya dengan menulis dan bernyanyi, tapi sekarang tidak. Kudapati ada satu pesan yang masuk ke akun facebookku, segera kulihat, dan ternyata pesan itu dari seseorang yang mengecewakanku, Doni. Lalu kubaca isi pesannya.

"Nia.. Apa kabar? Lama banget kita gak ngobrol kaya dulu" ujarnya. Ada hasrat yang menggebu di hatiku, entah ini perasaan yang wajar atau sebaliknya. Aku tidak bisa memunafikan hati bahwa aku benar-benar merindukannya.
"Kabarku baik" balasku singkat

"Nia, apa kmu masih marah sma aku soal yang kemarin itu?" tanyanya lagi. Sulit untuk kujawab pertanyaannya, namun aku pun tidak ingin terus menerus membuatnya bertanya-tanya.
"Ah! Lupain aja soal yang kemarin itu.."
seruku

"Tapi kmu maafin aku kan? Sumpah demi tuhan, aku sudah hapus rekaman itu, dan aku gak ada sedikit pun niat jahat sma kmu Nia" jelasnya lagi

''Yaudah.. Aku maafin.. Tapi jangan diulangi lagi yak, aku percaya kok sma kmu"

"Thanks yak.. Oiya, aku mau jadi teman kmu lagi, jangan lupa dikonfirmasi yak" pintanya. Benar saja, dia kembali meminta permintaan pertemanan kepadaku, tanpa harus berpikir dua kali aku langsung mengkonfirmasinya. Sekarang aku bisa melihat wajahnya kembali di facebook dan menjelajahi kronologinya untuk melihat dan membaca apa saja yang dia update selama satu bulan kebelakang.
*
Aku sampai lupa, ada puisi yang kutulis untuk Doni. Aku bisa saja mengirimkan puisi itu lewat sms yang berarti aku memberitahukan nomer baruku, but, itu tidak akan kulakukan, karna aku yakin, Doni pasti akan meminta nomer handphoneku kembali, dan itu sudah terbukti, satu hari setelah aku dan dia baikan. Tak butuh waktu lama aku menunggunya untuk menghubungiku lebih dulu, itu membuktikan kalau dia benar-benar perduli padaku. Lantas puisi yang aku tulis waktu itu langsung kukirim lewat sms kepadanya, aku berharap dia mengerti akan arti dan maksud dari puisiku itu. Dia membalas pesanku, namun dia tidak memuji puisiku atau mengkritiknya, melaikan dia membalas puisiku dengan puisi yang ditulisnya, aku lupa puisinya itu seperti apa, tapi yang pasti puisinya itu seperti membalas kata-kata puisiku. Aku luar biasa senangnya, karna aku merasa dia memiliki hasrat yang sama denganku.

Dua hari berlalu dari semenjak aku dan dia kembali saling menyapa. Seperti biasanya, setiap malam aku tak dapat tidur nyenyak, sms dariku tidak dibalas oleh Doni, lantas aku pun membuka facebook dan melesat ke akun facebooknya. "HAH?? Siapa perempuan ini?" aku dikejutkan dengan adanya potho perempuan cantik yang dijadikan potho profil oleh Doni. Hatiku sedikit hancur, dadaku sesak, bagaikan teriris benda tajam. Aku berusaha tenang dan mengatur nafas agar air mataku tetap pada peraduannya. Tak lama kemudian ada sms masuk ke ponselku, aku baca, ternyata dari Doni, hatiku semakin sakit melihat namanya.
"Met malam.. Pasti kmu masih melek ya"
tanyanya

"Doni.. Siapa perempuan yang ada facebookmu itu? Itu pacar kmu?"
tanyaku serius

"Oh.. Namanya Elisa, aku dan dia baru PDKT, hehe. . Memangnya kenapa?

PDKT? Itu bearti dia... Gumamku

"Dia cantik yaa, oiya udah berapa lama kmu PDKT sma dia?"
tanyaku menahan rasa sedih

"Baru seminggu, tpi kita kenal udah lama"
jawabnya

"Oh.. Semoga kalian jadian yak" lirihku, dan air mata pun menetes

"Makasih ya Nia, menurut kmu aku cocok tidak dengan dia" tanyanya lagi yang membuat perasaanku hancur

"Cocok! Doni, boleh gak aku jujur sma kmu?"

"Jujur apa? Ngomong aja"

"Aku pernah suka dan sayang banget sama kmu" jelasku membuat hati sedikit lega

"Apa? Suka dan Sayang sma aku? Sejak kapan?" tanyanya

"Sejak kita akrab.. Entah kenapa aku tuh punya hasrat yang lebih sma kmu"

"Kenapa kmu baru bilang sekarang Nia? Asal kmu tahu, aku pun juga suka dan sayang sma kmu, satu bulan lamanya kita gak saling kontek, aku tuh nyari nomer handphone kmu kemana-mana, itu semua aku lakuin karna aku gak mau kehilangan kmu"
jelasnya. Pernyataan Doni membuatku terkejut.
"Tapi kenapa kmu gak bilang dari dlu sma aku?" tanyaku

"Gimana mau bilang? Kmu menghilang gitu aja dan gak ngasih kesempatan sma aku"
tuturnya

"Tapi kan kmu tau kenapa aku kaya gitu! Trus kalau kmu suka dan sayang sma aku kenapa kmu Sekarang PDKT sma perempuan lain?" tanyaku lagi

"Apa kmu gak berpikir? Aku tuh PDKT sma perempuan lain karna ingin ngelupain kmu, dan aku pun ingin membuka hati untuk yang lain"

"Oh!! Apa kmu suka dan sayang sma perempuan itu?"
tanyaku

"Ya! Aku mulai sayang sama dia.. Walaupun aku gak tau apakah dia juga begitu sma aku"

"Trus kmu mau nembak dia?"

"Dalam waktu dekat ini, ya! Doain aja yak"
pesannya yang terakhir yang tidak kubalas lagi. Aku memilih tidur ketimbang harus smsan dengannya, walaupu sebenarnya aku masih memikirkannya.
*
Malam berganti hari, dan hari berganti malam kembali, siang tadi adalah siang yang menyebalkan, karna akun facebook milik Doni dipakai oleh perempuan itu, yang tidak lain adalah Elisa. Mungkinkah Doni sudah jadian sama Elisa sampai-sampai Doni membolehkan Elisa untuk membuka akun facebook miliknya? Pikirku. Aku mulai putus asa dan beniat ingin memblokir akun miliknya, namun aku berpikir kembali, sepertinya itu terlalu berlebihan. Masih dalam keadaan kesal dan kecewa atas semua yang sudah terjadi, aku berusaha untuk melupakan semua itu dengan menulis cerpen. Malam ini pukul sembilan malam, badanku sudah terasa lelah, sepertinya malam ini aku bisa tertidur dengan nyenyak, tak lama kemudian Doni mengirimkan sms kepadaku.
"Hy,," pesannya

Duh! Dibalas gak ya? Gumamku

"Nia, aku mau nanya sesuatu sama kmu" pesannya yang kedua. Karna penasaran dengan pertanyaannya lalu kubalas.
"Mau nanya aph? Aku udah ngntuk banget nih!!" tanyaku jutek

"Judes banget si jawabnya?! Aku cuma mau nanya, kenapa si kmu bisa suka sma aku yang berandal ini?" tanyanya.
Hmmm, aku menghela nafas kecil.

"Untuk apa kmu menyakan hal itu? Udahlah lupain! Lagi pula jawabannya tidak akan menguntungkan buat aku!" jawabku jutek lagi

"Tapi aku penasaran banget sma jawaban itu" serunya

"Udahlah Doni! Aku udah gak mau ngebahas itu, aku mau lupain semuanya"

"Pliss, kasih tau aku.. Aku cuma pengen tau aja kok"

"Ya ampun Doni.. Kmu bisa gak sih ngehargain perasaan aku? Apa untungnya buat aku kalau aku ngasih tau semua itu? Jelas-jelas kmu Lg PDKT sma Elisa dan akan jadian kan!"

Ucapku marah. Air mataku langsung berbinar dan jatuh ke pipi. Doni terus saja menanyakan hal yang sama tanpa memikirkan perasaanku.
"Kmu Egois! Aku kan hanya ingin tau saja, apa susahnya si ngejawab semua itu Nia? Tanyanya lagi. Aku benar-benar marah dan langsung membalasnya smsnya.
"Doni!! KAMU GAK PERLU TAU SEMUA ITU, KARNA ITU SUDAH GAK PENTING LAGI BUAT AKU ATAUPUN KAMU!! Aku harap kmu cepat-cepat jadian sma Elisa, agar aku tidak menyimpan hasrat ini ini" jelasku

"Hasrat yang bagaimana? Seperti apa? Tolong jelaskan sama aku" tanyanya ngotot. Aku tak habis padanya, kenapa dia mempertanyakan hal yang semestinya dia tahu? Apa dia pura-pura bodoh?.
"Doni, aku gak tahan banget sma sikap dan semua pertanyaan-pertanyaan kmu.. Ini sms terakhir dari aku dan jangan pernah hubungi aku lagi!!"
jelasku

"Tapi kenapa...?" balasnya lagi bertanya. Aku tak mau lagi membalas pesan darinya, aku sudah tak tahan dengan sikap Doni yang seolah tidak tahu apa-apa tentangku, bukankah aku pernah berkata bahwa aku pernah suka dan sayang padanya, tetapi mengapa dia terus mempertanyakan hal itu? Tidak ada untungnya bagiku, lagi pula dia akan tetap memilih Elisa kan? Benar saja, seminggu kemudian aku mendapat info dari salah satu temannya kalau dia sudah jadian dengan Elisa. Aku tidak mau terpuruk dalam masalah hati terus menerus, aku akan tunjukan kalau aku mampu menghapus rasa ini, sempat aku berpikir, segampang itukah dia menghapus rasa suka dan sayangnya padaku hanya dalam waktu satu bulan? Aku tak habis pikir akan hal itu. Kini aku tak harus berpikir panjang lagi untuk memblokir akun facebooknya, juga aku pun mengganti nomer handphoneku lagi untuk menghilang dari kehidupannya, dan aku berjanji tidak akan pernah menyesal telah melakukan itu. Mulai sekarang tidak ada lagi cerita indah diantara aku, dia, dan facebook.

Tamat.
Bogor/14/01/2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkunjung dan jadilah pembaca setia cerpen maupun puisi saya...