Kamis, 04 September 2014

Cerpen:~Cintaku Bukan Drama~



-CINTAKU BUKAN DRAMA-
Oleh : Niaw Shinran

Present ...

''Lupakan yang pernah terjadi di antara kita, karena yang kulakukan hanya sebatas pormalitas belaka''

**

Tak enak rasanya menjadi seorang pengagum, apalagi hanya sebatas pengagum kecil yang dipandang sebelah mata, layaknya kerikil di antara bebatuan yang menumpuk, sama sekali tak terjamah dan tak terlihat, apalagi dapat dicintai, nasib ...

Aku akui bahwa sudah beberapa bulan lamanya perasaan ini muncul, entah harus dengan cara apalagi untuk kulupakan, sementara sinetron yang sering kulihat terus saja mempengaruhi otakku dengan adegan-adegan dimana yang mencintai itu harus berusaha dapat dicintai pula, apakah aku harus beracting seperti halnya disinetron? Tidak, aku tidak mau ada drama, apalagi ini urusannya dengan yang namanya cinta, biarlah, biarlah mengalir apa adanya.

Dialah Dika, laki-laki yang kusukai selama ini. Popularitasnya sebagai salah satu laki-laki tampan di kampus memang patut diacungi jempol, bahkan beberapa sensasinya yang dianggap panas mampu mengalahkan popularitas beberapa laki-laki tampan yang lainnya, apa yang kusukai darinya? Mmmm entahlah, namanya juga naluri perempuan, gak boleh liat yang ganteng dikit langsung berasa sejuk di hati, mungkin karena aku memang lagi jomblo juga si. Plakk!!
Aku pernah sekali memberikan sesuatu kepada Dika dihari ulang tahunnya berupa kaos pendek berwarna merah yang bertuliskan 'I Love You', ketika dipakainya kuharap dia mengerti akan maksudku, ya, kuharap dia tak hanya mengatakan terimakasih, tetapi juga mengatakan ''I love you too'', alhasil sia-sia, dia hanya tersenyum simpul lalu disibukan dengan banyaknya hadiah yang diterimanya.

''Gimana, gimana? Dia suka sama hadiah dari lo?'' tanya Gina temanku

Aku menghela napas dan duduk dengan kecewanya
''Kayaknya si dia suka, bahkan bajunya dia pake kok'' jawabku

''Ahhhh serius? Wah selamat yaaaa, akhirnya cinta lo gak bertepuk sebelah tangan juga'' riang Gina tak bisa membeca raut wajahku

''ihhh! Siapa juga yang nerima cinta gue, orang dia gak ngucapin apa-apa kok, dia cuma senyum terus ... '' diam sejenak

''Terus apa Nel?'' tanya Gina menyerobot penasaran

''Yaaa gitu deh, gue gagal ... Hikss'' aku memeluk Gina dan bersandar di pundaknya

''Cup cup, lo yang sabar ya Nela, gue yakin ada banyak cowok lain yang mau nerima cinta lo'' ujarnya

''Lo kok ngomongnya gitu banget si, emangnya gue gak laku banget apa'' cetusku

''hehehe ... '' Gina cengengesan lalu mengelus pundakku

Tak hanya aku yang patah hati waktu itu, banyak perempuan lain yang juga dibuat patah hati oleh Dika, semampunya kami sebagai kaum hawa hanya bisa menangisi saja, tapi tidak untuk berkelanjutan walaupun hati tak bisa tuk berdusta, karisma dari seorang Dika semakin hari semakin terlihat mempesona, bentuk bibirnya yang rintik dan berwarna merah seperti karet gelang yang teranyam benar-benar cute.

Satu bulan kemudian rehabilitas dari patah hati pun mulai memudar bahkan terlupakan. Pagi-pagi sekali aku berangkat ke kampus untuk menemui Gina, entah ada apa dia menyuruhku datang ke kampus pagi-pagi sekali. Kulihat Gina sudah menunggu di depan kampus, tak lama kemudian dia menarik tanganku menuju ke toilet

''Gina! Lo apa-apaan sih tarik-tarik tangan gue kaya gini? Emangnya gue kambing apa!! Ughh!!'' merongosku, Gina hanya cengengesan lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya

''Taraaaa ... Liat nih gue bawa apa buat lo Nel'' ujar Gina menaik turunkan alisnya yang tipis sambil tersenyum memperlihatkan sesuatu yang dipegangnya sekarang

''Buat gue? Apaan nih?'' diam sejenak mengambil apa yang ada ditangan Gina, ''What? Ini buat gue? Baju alay kaya gini buat gue, Na? Gak salah?'' jelasku menggeleng-gelengkan kepala dengan herannya

''Iya, baju ini harus lo pake, gue mau satu semua orang yang ada di kampus ini tau kalau lo itu sebenarnya cantik, termasuk Dika, urusan makeup biar gue yang makeapin lo, hehe'' jelas Gina membuatku semakin tak mengerti

''Ta-tapi, Na ... Gue gak butuh kaya beginian, baju alay kaya gini gak pantes buat gue''

''Ihh baju alay apanya si, Nel, ini tuh baju trend di tahun 2014, lo kudate sih'' celotehnya lagi

''Terserah lo deh, mau trend di tahun berapa juga pokoknya gue gak bakalan pake baju itu''

''Pokoknya harus!'' Gina memaksaku dan merubahku seperti magic, beberapa menit kemudian aku sudah seperti merenkarnasi dengan tampilan yang berbeda, oh my god.

''Aaaaaaa ... Gina! Kenapa gue jadi kaya tante-tante gini sih?'' tanyaku terkejut melihat penampilan baruku

''Lo nora banget siiii ... Gue udah makeupin lo senatural mungkin, lo itu cantik Nela, yuk kita keluar'' ajak Gina menarik tanganku

''Gue gak mauuu ... Jangan paksa gue''

Brakkkk ...!

Dengan kencangnya Gina menarik tanganku keluar dan membanting sepatuku kelantai, kini yang kupakai adalah baju aneh yang entah apa itu namanya, juga heels yang tingginya lima senti sudah menggantikan sepatuku.

Banyak orang yang menatapku, entah menatap karena aneh atau yang lainnya, yang ada dipikiranku sekarang ini hanyalah pemikiran-pemikiran negative. Ada pula yang menyapaku dengan berbagai kata-kata

Cowok1 : ''Hay Nela, penampilan baru lo oke juga, jadi pangling gue ngeliatnya''

Cowok2 : ''Widiiiih, ada mahasiswa baru dari mana nih seger banget diliatnya, neng, dangdutan dama Aa nyokk ... Hahaha''

Cewek1 : ''Nel, lo salah minum obat ya? Sepatu dekil lo kemana? Hahaha''

Cewek2 : ''Ciee, kenapa gak kemarin-kemarin aja tampil cantik Nel?''

Pak Dosen : ''Wahh ... Bapak jadi naksir sama kamu''

''Aaaaaah ... Kabur, Na, gue gak mau ditaksir sama dosen burik kaya dia'' aku menarik tangan Gina berlari ke arah kantin

Brukkk ... !

Aku menubruk seseorang yang tak lain adalah seseorang yang kusukai selama ini, ya, Dika. Aku menganga ketika melihat kalau yang kutubruk itu adalah Dika, spontan aku langsung meminta maaf dan merapihkan rambutku

''So-sory sory ya, aku gak sengaja, soryyyy banget'' ucapku

''Lo? Lo itukan cewek yang ngasih gue hadiah yang isinya kaos bertuliskan I love you kan?'' tanya Dika

''I love you too ... '' celotehku bengong melihat wajahnya sedekat ini

'' ... ?'' Dika terdiam melihat sikap anehku tadi

''Nel, Si Dika lagi nanya sama lo, bukan lagi nembak lo, huh! Lo payah'' bisik Gina yang memecahkan lamunanku

''Eng? Sory ya ... I-iya aku yang ngasih kaos itu ke kamu, hehehe, kamu suka kan?'' tanyaku mulai basa-basi

''Iya, gue suka, btw lo kok beda banget ya? Gak kaya waktu lo ngasih hadiah itu ke gue'' ujar Dika

''Mmm maksudnya?'' tanyaku tak mengerti

''Maksud gueeee lo hari ini cantik, kalau boleh tau siapa nama lo? Sekalian nomer handphone lo'' jelas Dika menanyakan namanku dan meminta nomer ponselku, jantungku berdetak kencang tak karuan, rasanya aku ingin sekali mencium pipi Gina untuk mengucapkan terimakasih atas apa yang sudah dia lakukan

''Namaku, Ne-nela ... '' diam sejenak untuk menulis nomer ponsel, ''Dan ini nomer aku'' lanjutku

''Oke, thanks ... Salam kenal Nela, gue cabut dulu, bye''

''Bye ... '' ''Oh Tuhaaaaan, mimpi apa gue semalem, Na ...? Tadi Dika minta nomer hape gue'' seruku

''Wahhh Dika pasti suka sama penampilan lo yang sekarang, lo harus banyak-banyak berterimakasih sama gue, Nel'' ujar Gina

''Iya, Nam gue terimakasih banyak banget sama lo, kalau gitu hari ini gue traktir lo makan sepuanya di kantin, yuk'' ajakku

Sengan wajah sumringan Gina pun kuajak kekantin untuk merayakan hari terristimewa bagiku.

**

Semalaman aku menunggu adanya sms atau telfon dari Dika, harap-harap cemas aku melirik ponselku berulang-ulang kali, hingga pada pukul satu pagi aku tertidur dan terbangun setelah beberapa menit kemudian ada nada sms yang kudengar, tadinya kupikir itu sms dari Gina yang selalu memintaku untuk menemaninya curhat, tapi satu nomer baru yang kulihat yang bertuliskan sms seperti ini, ''Hay cantik, kayaknya gue suka deh sama lo, tiga kata yang ada di kaos pemberian lo itu masih berlaku untuk gue jawabkan? Kalau iya gue mau to the point langsung sama lo, I love you too, mulai hari ini kita sudah resmi jadian. -Dika-''

''Aaaaaa .... Yes! Yes! Yeeeeees! Akhirnya Dika nerima cinta gueeeeeee'' aku terkejut lalu berteriak histeris bahagia, sampai-sampai kedua orang tuaku terbangun dari tidurnya

''Nela, Nel ... Kamu kenapa? Kok teriak-teriak? Buka pintunya Nel'' teriak Ayah dan ibu dibalik pintu

''Gak ada apa-apa kok bu, yah, ta-tadi itu ada kecoa masuk keselimutnya Nela'' jawabku berbohong

''Kamu tuh buat panik Ibu sama Ayah saja'' ucap Ayah

''Iya maaf''

Lalu ibu dan ayah pun kembali ke kamar mereka, sementara aku tidak bisa tidur sampai matahari terbit, rasa ngantuk tak kurasakan, beberapa kali kubaca sms dari Dika, kini statusku bukanlah lagi sebagai seorang pengagum saja, kini aku pacaran dengannya, its amaging.

makeover yang dibuat oleh Gina memang mampu membuat Dika jatuh hati padaku hanya dalam jangka waktu satu hari, dan aku memutuskan untuk merubah penampilanku sepenuhnya seperti apa yang sudah dilakukan Gina kemarin. Hari ini aku datang ke kampus dengan Dika, aku turun dari mobil mewahnya dan menggandeng tangannya, semua pasang mata tertuju pada kami, tak terkecuali dosen burik yang naksir padaku itu, rasanya aku ongin sekali memamerkan kebahagiaanku ini kepada semua mahasisiwi betapa beruntungnya aku

''Sayang, kita kekantin yuk, aku belum sarapan nih'' ucapku

''Kamu duluan aja ya, nanti aku nyusul'' Seru Dika

''Kamu mau kemana?'' tanyaku

''Eng ... Aku mau ambil dompet, dompet aku ketinggalan di mobil, sebentar ya'' Dika pun pergi meninggalkanku sendiri untuk mengambil dompet yang ketinggalan di dalam mobilnya, tapi entahlah

Beberapa mahasiswi menghampiriku dan menanyakan apa rahasianya kenapa aku bisa jadian dengan Dika, ternyata berita itu sudah diketahui oleh semua mahasiswa, aku bingung, apa yang harus kukatakan kepada mereka, karena aku tidak punya rahasia apapun, yang kulakukan hanya merubah penampilanku saja. Tak lama kemudian tiba-tiba ada yang menarik tanganku yang tak lain adalah Gina

''Ihh! Lo kebiasaan banget siihh! Jangan taik-tarik gue kaya kambing dong'' cetusku

''Duh sory-soryy, gue cuma bantuin lo menghindar dari mereka Nel'' ucap Gina

''Iya, tapi gak gitu juga caranya, tangan gue sakit tau ... ''

''Btw, selamat ya Nel, akhirnya lo bisa jadian juga sama cowok yang lo taksir selama ini''

''Thanks ya Gin, ini semua juga berkat lo kok''

Aku sudah lupa dengan rasa laparku lalu mengajak Gina untuk masuk ke kelas.

Satu minggu kemudian, popularitas Dika di kampus semakin menjadi nomer satu, yang kurasakan semenjak jadian dengannya adalah hambar, semenjak jadian dengan namaku juga ikut populer, namun aku tak membutuhkan itu, yang aku butuhkan hanya perhatian darinya, Dika memang baik, dia selalu menyempatkan waktu disela-sela kesibukannya untuk menemuiku, walau hanya untuk beberapa menit saja, bahkan Dika sudah sangat baik padaku, Dika tidak segan-segan memperkenalkanku kepada teman-teman yang juga setara kepopulerannya, tapi kenapa aku masih merasa kalau Dika gak benar-benar ada untukku? Apakah aku belum terbiasa? Mungkin saja iya mungkin saja tidak.

Hari ini aku datang kekampus sendiri, ada yang berbeda lagi dari penampilanku, tentunya kukembalikan penampilanku yang dulu lagi, aku sudah tak nyaman memakai pakaian yang serba terbuka, belum lagi kedua orangtuaku melarang sekali aku memakai baju alay yang kemarin kupakai, penampilanku yang dulu membuatku nyaman untuk melakukan aktivitas apapun. Dan lagi, semua pasang mata tertuju padaku dengan dua alasan, pertama karena aku tidak ditemani oleh Dika, yang kedua karena penampilanku kembali seperti dulu lagi, Nela yang simple.

''Nel, lo yakin mau pake baju itu lagi kaya dulu?'' tanya Gina

''Iya, Na ... Gue sebenarnya gak nyaman banget pake baju-baju terbuka kaya kemarin itu''

''Tapi gimana sama Dika nanti? Dika belum tentu suka sama penampilan lo yang sekarang ini'' ujar Gina

''Gue yakin kalau Dika pasti mau nerima gue apa adanya, gua gak mau Acting atau Drama di depannya kalau gue suka pake baju itu, makanya hari ini gue mau bilang ke dia kalau gue lebih suka tampil apa adanya'' jelasku

Tin ... Tin ...

Kudengar bunyi klakson mobil dari belakang, ternyata itu Dika
''Nel, masuk ke mobil aku sekarang'' ucap Dika serius, lantas aku menurutinya dan masuk ke dalam mobil. Dika memutar balik arah ke luar kampus

''Sayang, kita mau kemana?'' tanyaku

''Kita gak akan kemana-mana kok'' jawabnya

''Terus??''

Ngikkk ... !

Mobil berhenti secara tiba

''Aku mau ngomong sesuatu sama kamu'' seru Dika serius dengan menatap ke depan

''Kamu mau ngomong apa? Kayaknya serius banget deh'' tanyaku

''Ini emang serius, aku mau kita putus sekarang juga'' jelas Dika membuatku terkejut dengan pernyataannya

Deg ... Deg ... Deg ...

''Ta-tapi kenapa? Apa karena penampilan aku yang kaya dulu lagi? Atau ada oranf ketiga?'' tanyaku serius

''Bukan, bukan karena itu, kamu taukan kalau aku punya selera tinggi dalam memilih pasangan, apa kamu gak merasa kalau kamu itu gak pantes buat aku?'' ucapan Dika menyayat hatiku

''Tapi kenapa? Kenapa di sms kamu bilang seperti itu sama aku? Dan kenapa kamu lakuin semua ini sama aku? Apa salah aku? Hikks ... '' tanyaku, air mata mulai menetes ke pipi

''Lupakan semua yang pernah terjadi di antara kita, karena yang kulakukan hanya sebatas pormalitas belaka'' ucapnya semakin membuat hatiku sakit

Betapa bodonya aku saat ini di hadapannya, air mataku menetes tak berguna menangisi laki-laki yang tak punya hati seperti Dika

''Sekarang aku minta kamu keluar dari mobilku'' pintanya

Dengan senang hati akupun langsung bergegas keluar dari dalam mobilnya, dan kini hanya punggung mobilnya sjalah yang bisa kulihat dari kejauhan. Kali ini aku mendapatkan suatu pelajaran yang sangat berharga, tak ada yang tahu jalan Tuhan seperti apa, namun yang pasti aku sudah siapa seseorang yang kusukai selama ini, dia tak lain adalah laki-laki yang tak punya hati dan perasaan.

Mencintai seseorang dengan kekurangan yang kita miliki akan menciptakan cinta yang sederhana dan apa adanya, sementara kelebihan yang dibuat-buat hanya akan menciptakan ketidakjujuran dan kebohongan.

Tak ada cinta yang sempurna melebihi cinta terhadap diri sendiri.

Selesai

Bogor, 03 September 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkunjung dan jadilah pembaca setia cerpen maupun puisi saya...